Sabtu, 12 Maret 2016

Mr.Nice Guy Chapter 3 (End)



Tittle: Mr.Nice Guy Chapter 3 (End)
Cast: Kim Namjoon ~ Lee Hyun Ra
Genre: Romance
Rating: Teenager
Length: Series (End)
Disclaimer: Cerita ini merupakan asli karangan dan kerja keras saya,mohon untuk dihargai dan tidak menjiplak.
Dan cerita ini merupakan fiksi belaka,apabila ada kesamaan maka hanya kebetulan semata.

Ya ampun,ini Namjoon tahun berapa? Cute sumpah parah!!
Okay,ini adalah akhir dari Mr.Nice Guy versi RapMon.
Sampai jumpa Mr.Nice Guy versi lainnya (kalau sempet ya,hihi)


Kini,sekarang.Dia berada disampingku.
Dirumahku,didalam ruang tamuku.
Ini benar benar mengejutkan,aku bahkan tidak menduganya.
Namjoon,pria yang sudah kudamba dambakan ini.
Datang kerumahku,dan mengerjakan tugas bersamaku.
Berdua,iya.
Hanya kami berdua.
Ya,walaupun tidak benar benar berdua sih.
Aku lupa jika didalam rumah ini ada ibuku.

Kami hanya saling diam,kulihat Namjoon sedang memandangi ruang tamuku.
"Rumahmu bagus,Hyun Ra."
"Ah,biasa saja.Oh ya,ayo kita kerjakan tugas kita."
Namjoon membalas senyum,lalu mengambil buku ditasnya.
Begitupun denganku.
"Karena tugasnya adalah mengerjakan 40 soal bahasa Inggris,
jadi kita bagi 2 saja ya.Kalau ada yang kurang mengerti,kita
akan membahasnya.Paham?" Seru Namjoon kepadaku.
"Baiklah,kapten.Kau yang pegang kemudinya!"
Aku mencoba mengakrabkan diri dengannya,walaupun
jantung ini rasanya sudah berdetak tidak karuan didekatnya.

"Hai,anak anak.Maaf menunggu lama,ini ada sedikit
snack dan minuman.Dihabiskan ya nak Namjoon!"
Ibuku datang dengan nampan yang berisi cukup banyak snack
dan minuman.Aku menoleh kearah ibuku,ibu hanya tersenyum
geli dan kembali memperhatikan Namjoon.
"Terimakasih,tante.Tante tidak perlu repot repot,saya disini
tidak lama kok."
"Ah,nggak apa apa.Untuk pertama kalinya ada teman laki laki Hyun Ra
yang datang kemari,makanya saya senang sekali.Bukan begitu,
sayang?" Ibu menoleh kearahku dengan senyuman kemenangan.

"Sialan,apa apa'an ini?"
Aku hanya membalas tatapan ibu dengan senyuman terpaksa.
"Awas saja nanti,ibu.Arrgghhh!"
Namjoon kembali tersenyum,kini senyuman yang berbeda dari sebelumnya.
Entahlah,aku mengartikannya seperti senyuman sekaligus tertawa.
Okay,ini benar benar memalukan.

Kami mulai mengerjakan tugas yang sudah kami bagi berdua.
Jujur saja,sebenarnya aku tidak terlalu pintar dalam bahasa Inggris.
Nilaiku pas pas'an,tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek.
Aku hanya tidak menyukai rumus rumusnya.
Grammar,atau apapun itu.
Sangatlah susah bagiku.

Dan sialnya,ada satu soal yang tidak aku mengerti.
Namjoon terlihat sibuk mengerjakan,haruskah aku bertanya padanya?
"Ada apa kau melihatku? Apa ada soal yang tidak kau bisa?"
Namjoon bertanya padaku,bagaimana dia bisa mengerti?
"Ini,nomor 11.Aku benar benar tidak paham,hehe."
Bodohnya aku malah terkekeh.
Sepertinya aku benar benar salah tingkah.

Namjoon menjelaskan panjang lebar padaku.
Aku memang sedikit mengerti,namun pandanganku tidak berhenti
memandang wajahnya.
Ini benar benar menyenangkan,sekaligus mendebarkan.

Akhirnya,tugas kami pun selesai.
"Bagaimana,kau sudah selesai kan? Apa ada yang
tidak kau mengerti?"
"Sudah,kok.Sepertinya aku semakin paham dalam
pelajaran bahasa Inggris berkat dirimu.Terimakasih sebelumnya."
Tak lupa kupasang senyum manisku.
"Makan dan minumlah,ibuku sudah menyiapkannya
susah susah untukmu."
"Hahaha,baiklah."

Namjoon mencoba snack dan minuman yang diberikan ibuku.
Akupun tidak mau kalah.
Ibu memang yang terbaik kalau soal membuat snack yang enak.
"Hyun Ra,bolehkah aku menanyakan sesuatu?"
"Tentu." Jawabku pasti.
"Apa benar aku teman pria pertama yang datang bermain kerumahmu?"
Deg...

Kenapa dia menanyakan itu?
Seketika aku diam.
Namjoon menatapku dengan lekat.
Aku tidak berani menatap matanya.
Dan ruangan ini mulai terasa sunyi.
Bahkan aku bisa mendengar suara kipas angin yang berputar.

"Hahahaha,kau tidak perlu mendengarkan apa kata ibuku."
Aku mencoba mengembalikan suasana.
Suasana seperti tadi benar benar mencekam,bagiku.
"Aku serius,Hyun Ra!"
Namjoon mulai memegang tanganku.
"Hey,apa yang dia lakukan?"
Aku mulai memberanikan diri menatap matanya,sesaat setelah
aku menatap tangannya yang memegang tanganku.
"Iya,kau adalah teman pria pertama yang datang kerumahku.
Kenapa kau menanyakan itu?"
Kuberanikan diri menanyakan alasan apa Namjoon menanyakan
itu kepadaku.Aku benar benar ingin tahu.

"Kau ingin tahu?"
Aku mengangguk pelan.
Namjoon kembali menatapku dalam,menatap mataku dengan lekat.
Kubalas dengan tatapan penuh tanya.
"Aku mencintaimu,Hyun Ra."
Kulangsung melepas pegangan tangan Namjoon dari tanganku.
Apa yang barusan dia katakan?
Dia pasti berbohong.

"Kaauuu paassttii bbeerrcanndaakaann?" Tanyaku terbata.
Bagaimana bisa dia menyukaiku?
Namjoon kembali meyakinkan diriku.
"Aku serius,Hyun Ra.Aku mencintaimu,semenjak kau menolongku
dari bully'an kakak kelas dulu saat kita masih kelas 1 SMA.
Kau pasti masih ingat,kan?"
Aku,menolong Namjoon?
Kelas 1 SMA?

*Flashback

Waktunya istirahat.
Hah,otakku benar benar lelah akibat pelajaran Matematika itu.
Kulangkahkan kakiku menuju kekantin.
Aku harus membeli makanan yang banyak.
Gara gara semalam begadang mengerjakan tugas Matematika,
aku harus rela kehilangan sarapan pagi dan hampir telat masuk sekolah.
Menyebalkan,bukan?

Saat menuju kekantin,aku mendengar suara rintihan seorang pria
didekat gudang sekolah.
Ah,mungkin itu hanya khayalanku saja.
Tapi kenapa suara itu semakin keras saja?
"Sebaiknya aku selidiki,sepertinya ada yang tidak beres."

Benar saja,saat kuintip sedikit digudang sekolah.
Kulihat ada kakak kelas berandalan yang menyiksa seorang pria.
Aku seperti mengenal pria itu.
Namjoon,pria itu Namjoon.
Dia pria yang aku sukai.
Ini tidak bisa dibiarkan.

"Hey,kalian.Apa yang kalian lakukan,hah?"
Aku mulai memukul pintu gudang,dan membuat mereka sedikit kaget.
"Heh,wanita cupu.Jangan ganggu kami,pergi sana.
Atau kau akan rasakan akibatnya."
"Hah,aku tidak takut.Sini kalau berani!"
Mereka berjumlah tiga,dan satu diantara mereka menghampiriku.

Dengan sigap kuhajar dia tanpa ampun.
Lalu kedua temannya pun datang menghampiriku.
Huh,ini sangatlah mudah.
Untung waktu masih kecil aku sedikit belajar bela diri.
Tidak ada ruginya memang.
Dan akhirnya mereka menyerah dan pergi seperti tikus yang ketakutan.
Langsung kuhampiri Namjoon yang terkapar cukup parah,dengan
wajah yang sudah penuh luka lebam.

"Ayo,aku antar keUKS.Lukamu benar benar parah,Namjoon."
"Kau mengenalku? Ahh." Dia mengerang kesakitan.
Padahal dia satu kelas denganku,tapi dia tidak mengetahui keberadaanku.
Tragis memang,padahal aku menyukainya.
Ya maklum saja sih,Namjoon memang anak yang berprestasi dan
terkenal diseluruh sekolah.
Memangnya aku ini siapa? Lagipula tidak banyak yang mengenalku.
"Aku Hyun Ra,sekelas denganmu.Sekarang duduklah,aku obati lukamu."

Kuambil kotak P3K,lalu mulai mengobati luka diwajahnya.
"Sudah lebih baik?" Aku sedikit grogi.
Bagaimana tidak grogi,aku sekarang berada di UKS.
Bersama pria yang aku sukai,berdua.Dan aku pula yang
mengobati luka diwajahnya,bagaimana aku tidak grogi coba?
"Lumayan,terimakasih sebelumnya.Kalau tidak ada kau,aku
tidak tau bagaimana nyawaku nanti."
"Sama sama,lagipula berkat rintihan sakitmu juga aku bisa
mendengarnya dan menolongmu.Jadi terimakasihlah untuk itu juga."
Dan kamipun tertawa bersama.
Namjoon mulai merintih kesakitan,lagi.

"Jangan tertawa dulu,wajahmu masih lebam."
"Itu semua karenamu."
"Hehehe,oke aku tidak akan melucu lagi."

Hari semakin berlalu,kejadian itu sudah lama terjadi.
Namun aku tak bisa melupakannya.
Wajah Namjoon,senyumannya.
Aku bahkan mengingat semuanya.
Tapi aku tak mengerti apakah Namjoon merasakan hal yang sama
denganku saat berada di UKS waktu itu.
Hahaha,mana mungkin?
Aku hanya wanita cupu ingusan,sementara dia.
Dia adalah segalanya,semua wanitapun mendambakannya.
Wanita yang lebih cantik daripada aku ini.
Sudahlah,sepertinya aku akan memendam perasaan ini sendiri.

*Flashback End

"Kau mengingatnyakan,Hyun Ra?" Tanya Namjoon
yang membuyarkan lamunanku.
"Ya,aku mengingatnya.Jadi sejak saat itu kau menyukaiku?"
"Bisa dibilang begitu,saat itu kau benar benar menyelamatkan nyawaku
dari kakak kelas brengsek itu.Dan saat itu juga aku kagum dan
semakin lama perasaan itu berubah menjadi cinta."
"Tapi kenapa kau tidak mencoba mendekatiku? Kau hanya memberiku
harapan palsu,Namjoon."
"Aku masih belum berani,Hyun Ra."

Apa? Masih belum berani?
Aku sudah menyukaimu 2 tahun,Namjoon.
Dan kau sama sekali tidak menghiraukanku.
Dan tiba tiba kau menyatakan cintamu padaku,disaat yang
tidak tepat seperti ini.
Kalau kau mencintaiku sejak dulu,seharusnya kau mulai
mendekatiku dan merayuku agar aku menjadi milikmu.
Tapi ini? Kau tidak melakukannya sama sekali.
Dan kau biasa saja.
Itu menyakitkan,Namjoon.

"Ini cinta pertamaku,Hyun Ra.Aku tidak berani menyatakannya,karena
menurutku aku masih belum bisa melakukannya.
Dan aku takut kau menolaknya." Namjoon menunduk lesu.
Kini dia merasa bersalah,sepertinya.
Kuangkat wajahnya dengan jemari lembutku.
"Seharusnya kau mencobanya,Namjoon.Mencoba menyatakan
cintamu padaku.Setidaknya kau sudah mencoba,dan setidaknya
kau tidak membuatku menunggu hingga 2 tahun jika kau
melakukan itu."

"Sudahlah,tidak usah kita pikirkan masa lalu.
Jadi,kau mengatakan yang sesungguhnya?"
Aku mencoba menanyakannya kembali.
"Iya,aku mengatakannya sungguh sungguh dan aku
tidak akan menunda lagi.Aku mencintaimu,Hyun Ra.
Maukah kau menjadi pacarku?"
Kini tangannya kembali memegang tanganku.
Wajahnya kembali berseri dan bersemangat.

Aku mengangguk.
Lalu memeluknya dengan erat.
Ini benar benar tidak terduga.
Aku bahkan tidak menyangka jika selama ini Namjoon pun mencintaiku.
Jantungku berdegup sangat kencang,bahkan Namjoon mungkin
bisa merasakannya.

"Emmb,emmb.Hyun Ra!" Ibu memanggilku.
Kami berdua langsung kaget dan melepaskan pelukan kami.
Namjoon hanya terkekeh pelan,begitupun denganku.
"Aaahhhh,selamat ya sayang.Akhirnya cintamu tidak sia sia juga."
Ibu langsung memelukku.Dia terlihat sangat bahagia.
Namjoon mungkin heran dengan semua ini.

"Nak Namjoon,Hyun Ra selalu bercerita tentang dirimu.
Makanya ibu bahagia ketika tahu kalau nak Namjoon juga
suka sama anak saya.Hehehe,tolong jaga Hyun Ra baik baik
ya Namjoon.Jangan disakiti hatinya,dan buat dia bahagia."
Ibu mengelus kepala Namjoon.
"Baik,tante.Perintah tante adalah tugas saya."
Namjoon membungkukkan badannya dihadapan ibuku.
Ibuku tersenyum malu.

"Sudah lanjutkan saja pacarannya,ibu mau siapkan makan malam.
Nak Namjoon jangan pulang dulu ya!" Ibu pergi meninggalkan kami berdua.
Namjoon kembali menatapku,kini dengan wajah dan senyum bahagianya.
"Kapan kapan akan kuajak kerumahku,kau harus berkenalan
dengan ibu dan ayahku."
"Enggah ah,malu."
"Kau tidak boleh menolaknya!"
"Namjoonn..."
"Panggil aku Oppa,atau sayang juga boleh." Jawabnya dengan senyuman nakal.
"Yaaakkk,aku tak akan mau."
"Hahahaha."
Dan canda tawa kamipun pecah.
Akhir yang tak terduga,bukan?

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar