Jumat, 25 Maret 2016

Imagine (Kim Seokjin)



Tittle : Imagine (Kim Seokjin)
Cast : Kim Seokjin ~ (Yn/You)
Genre : Romance
Disclaimer : Author balik dengan Imagine baru,Kim Seokjin.
Tolong hargai karya author dengan tidak menjiplak dan beri comment.
Terimakasih.



Aku mulai mengikuti mereka.
Mereka sedang menuju kesuatu tempat.
Dan sampailah ditempat karaoke terkenal.

Oh,jadi mereka akan merayakan kesuksesan mini album dan
single baru mereka 'Run' disini?

Aku sedang mengikuti Bangtan Boys,atau BTS setelah konser
disalah satu stasiun tv ternama di Korea Selatan.
Tenanglah,aku bukanlah penguntit seperti yang kalian pikirkan.
Percaya atau tidak,aku adalah yeojachingu dari salah satu member BTS.
Dia adalah Jin,Kim Seokjin.

Mereka sudah terlihat keluar dan masuk kedalam karaoke tersebut.
Akupun mulai kembali mengikuti mereka dari belakang.
Setelah mereka memesan ruang karaoke,mereka mulai berjalan
memasuki ruang karaoke yang akan mereka gunakan.
Kuterus mengikuti mereka.

Nomor ruang karaoke mereka adalah 123 (anggap aja pakai nomer :v).
Aku hanya bisa berhenti tidak terlalu jauh dari ruangan mereka.
Apa yang harus aku lakukan setelah ini?
Apa iya aku harus menunggu mereka hingga selesai karaoke?
Tidakkan.

Daripada aku dicurigai oleh orang sekitar,karena sedari tadi aku hanya
diam berdiri saja.
Kuputuskan untuk pergi ketoilet.

"Dia benar benar keterlaluan! Sesibuk itukah sampai telfon,sms,bbm,Line
darikupun tidak pernah dia balas? Ini sudah 1 bulan dia seperti ini kepadaku,
dan justru sekarang dia malah asik berpesta dengan grupnya.
Apa dia tidak mengingatku?
Aku benar benar muak padanya!"
Amarahku dalam hati.

Tanpa terasa setetes airmata jatuh mengenai pipiku.
Rasanya sangat sakit sekali.
Kuluapkan semua amarahku lewat tangisan ini.
Dan tanpa terasa wajahku sudah basah penuh dengan airmata.
Untung saja toilet ini sepi,aku bisa menangis sepuasku.

"Lebih baik aku keluar saja,percuma aku mengikutinya.
Dia tak akan pernah tahu!"

Setelah membasuh wajahku,akupun keluar dari toilet.
Saat kubuka pintu toilet,kudapati Jin yang baru saja keluar dari toilet pria disampingku.

Refleks,akupun menutup pintu toilet yang baru saja aku buka.
"Astaga,kenapa bisa bersamaan seperti ini sih?"
Tanpa sadar aku mengunci diriku didalam toilet.
Lalu ada seseorang yang mengetuk pintu toilet.

"Ini kenapa nggak bisa dibuka ya?
Eh yang ada didalam buka dong!"
Jawab seorang wanita.

Sialan,ada orang lagi.
Kudengar ada seorang pria yang bertanya kepada wanita itu.
"Kenapa,bu?"
Itu suara Jin!
Aku sangat mengenali suara itu.

Bagaimana ini?
Apa aku harus keluar?
Kalau keluar Jin bisa saja mengetahui aku?
Tidak ada jalan lain,daripada nanti bertambah masalah.
Dengan terpaksa kubuka pintu toilet ini.

*Krieetttt.... (Suara pintu ceritanya)

Aku menundukkan wajahku,dan menutupinya dengan tanganku.
Dan langsung pergi meninggalkan wanita itu dan Jin yang mungkin saja
terheran dengan sikapku ini.
Setidaknya Jin tidak mengetahui jika itu aku.
Syukurlah.

Setelah kurasa jauh dari toilet tersebut,akupun kembali seperti biasa.
"Astaga,untung saja tidak ketahuan.Lebih baik aku pulang saja."
Tiba tiba sebuah tangan berhasil menarikku.

"Sedang apa kau kemari,(yn)?"

Jin,dia yang menarikku.
Bagaimana dia bisa tahu kalau itu aku?
"Jin." Aku memasang wajah takutku.
"Ketahuan sudah." Batinku.

"Aku tanya,(yn).Sedang apa kau kemari? Bagaimana kau tahu
kalau aku ada disini?"
"Emm,itu oppa.. Aku.. Aku kesini.."
"Kau mengikutiku lagi?"
Jin benar benar marah kepadaku.
Kebiasaan burukku memang tidak pernah hilang.
Aku selalu mengikuti Jin,beserta teman temannya diBTS.
Dan sesekali,aku ketahuan olehnya.

Namun akhir akhir ini aku jadi semakin sering mengikutinya.,
semenjak kami kehilangan kontak 1 bulan ini.
Apa dia tidak paham jika aku amat sangat merindukannya?
Seharusnya dialah yang bersalah,bukan aku.

Aku sudah capek meminta maaf terus setiap aku ketahuan mengikutinya.
"Seharusnya kau paham kenapa aku seperti ini,oppa."
Aku tidak ingin melanjutkannya.
Hanya akan ada airmataku yang akan terjadi.
Kuhempaskan tanganku,agar Jin melepaskan genggaman tangannya padaku.
Lalu kuberlari dan pergi meninggalkan tempat karaoke itu.
Aku tidak peduli dengan reaksi Jin.
Aku lelah.

Kuraih helmku.
Memakainya,lalu mulai mengendarai motorku.
Sepanjang perjalanan,aku hanya menangis dibalik helm yang kupakai.
Ini pertama kalinya Jin seperti ini.
Dia tidak seperti ini sebelumnya,sesibuk sibuknya Jin dia pasti akan menghubungiku.
Walaupun tidak sering,tapi setidaknya dia menghubungiku.

Tapi ini?
Dia benar benar berubah,benar benar berbeda.
Selama 1 tahun hubungan kami.
Ini adalah rintangan yang paling berat.
Yang aku takut takutkan selama ini bisa saja menjadi kenyataan.
Orang ketiga,sesama idol,girl band.

Sesampainya dirumah,kubuka pintu.
Hari ini tenagaku benar benar habis.
Bahkan mataku terasa berat saat ini.
Mungkin yang aku perlukan sekarang adalah tidur,ya hanya tidur.
Mencuci wajahku kembali,serta selesai menyikat gigiku.
Aku langsung menuju kekamar,dan berbaring dikasurku.
Terasa nyaman.
Dan matakupun terpejam.

*Ting Tong.. *Ting Tong.. (Suara bel rumah)
"(Yn),ini aku Jin. Aku mohon buka pintunya.
Kita perlu bicara."

Astaga,aku baru saja memejamkan mataku selama 10 detik.
Sudahlah,aku sudah tidak peduli.
Kulanjutkan kembali tidur lelapku.

"Aku mohon,(yn).Buka pintunya!
Kalau tidak aku akan memecahkan jendela dan masuk melewatinya."

Kubuka kembali mataku,dengan terpaksa aku bangun.
Melangkah,lalu membuka pintu.
Aku terpaksa melakukannya,karena jika dia berteriak kembali.
Mungkin tetangga akan memarahiku esok harinya.

Mataku masih setengah tertutup.
Selain aku benar benar mengantuk saat ini,mataku sudah sangat bengkak
akibat terlalu banyak menangisi pria yang ada didepanku ini.
"Masuklah!" Jawabku singkat.

Kini Jin dan aku sedang duduk berdua diruang tamuku.
Kami hanya diam,tidak ada yang mengawali pembicaraan diantara kami.
Lalu Jin mulai mengatakan sesuatu.
"Apa yang ingin kau bicarakan,sayang? Aku akan mendengarkannya."
Jin memegang tanganku,dan mengatakannya dengan lirih.

Kukontrolkan emosiku terlebih dahulu.
Aku tidak ingin berteriak dihadapannya.

"Kenapa selama 1 bulan ini kau tidak pernah menghubungiku ataupun
membalas pesan serta panggilanku? Ada apa denganmu? Kenapa aku
merasa jika sekarang kau benar benar berubah? Kau bukanlah Jin yang
kukenal,yang sesibuk sibuknya seorang Jin pasti akan menghubungiku.
Apa aku sudah membosankan bagimu? Apa sudah ada penggantiku yang
lebih cantik?"

Tetap saja emosiku tak terkontrol.
Aku bahkan sudah menangis sekarang.
"Kalau dulu aku jarang mengikutimu,karena kau selalu menghubungiku.
Dan kalaupun ketahuan olehmu,aku selalu meminta maaf.
Tapi sekarang beda,oppa.Aku mengikutimu,karena aku sangat merindukannu.
Aku merindukanmu,kenapa kau tak pernah paham?"

Aku menggenggam tangan Jin dengan sangat erat.
Sudah lama aku tidak pernah memegang tangannya.
Aku sangat merindukannya.
Jin hanya tertunduk lesu,lalu mengusap wajahku yang basah
dengan tangannya.

"Maafkan aku,(yn).Aku benar benar minta maaf."
Jin mulai mencium punggung tanganku.
Lalu membelai rambutku.

"Dengan ketenaran BTS kini,membuatku semakin sibuk dan melupakanmu.
Bahkan selama satu hari aku tidak bisa menyentuh handphoneku
karena terlalu sibuknya kami.
Kalau kau berfikir aku dengan gadis lain.
Kau salah,(yn).
Aku tidak pernah menduakanmu,ataupun melirik wanita lain.
Aku benar benar minta maaf.
Aku berjanji aku akan lebih memperhatikanmu semampuku.
Hubungan kita tidak akan berakhir,aku akan selalu mempertahankannya lebih keras lagi.
Jadi,maafkanlah aku.Dan beri aku satu kesempatan lagi."

Kini Jin berlutut dihadapanku.
Dia terus mencium punggung tanganku.
Dan terus meminta maaf kepadaku.
Seharusnya aku tidak meragukanmu,oppa.

Akupun ikut duduk berhadapan dengannya.
Kupeluk tubuhnya dengan erat.
Dalam suatu hubungan,pastilah ada yang namanya kepercayaan.
Seharusnya aku percaya dengan hubunganku,dengan Jin.
Tapi godaan dan cobaan sealu saja menghampiri kami.
Mungkin Tuhan ingin menguji kami.

"Maafkan aku yang tidak bisa mengerti dirimu,oppa.
Mari kita perbaiki hubungan kita lebih baik lagi,ne!"
Aku mulai membentuk senyuman dibibirku.
Aku tidak ingin terus menerus menangis seperti ini.


Aku mulai membelai wajah dan rambutnya.
Dan kembali memeluknya erat.
Rinduku telah terobati.

"Aku mencintaimu,(yn)."
Jin mengecup keningku.
"Aku juga,oppa."
"Berhentilah menangis,atau mata indahmu tidak akan terlihat lagi."
Aku mengangguk dengan senyuman.
"Kau juga,berhentilah menangis.Atau wajahmu yang tampan ini akan luntur."
Jin tersenyum padaku.

Kami kembali duduk disofa.
Kusandarkan kepalaku dibahunya.
Jin memelukku dan mengelus kepalaku.
Rasanya aku ingin sekali bercerita banyak kepada Jin.
Dan menikmati kemesraan ini.
Tetapi mataku mengatakan sebaliknya.

Dan akupun tertidur dalam dekapannya.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar