Jumat, 25 Maret 2016

Imagine (Kim Namjoon)



Tittle : Imagine (Kim Namjoon)
Cast : Kim Namjoon ~ (Yn/You)
Genre : Romance
Disclaimer : Sesuai sama judulnya,ini imagine nih (Kesukaan para fangirl ini,gue paham kok :v ) berdoa aja bareng bareng biar kenyataan c':
Yang pasti,cewek didalam Imagine ini anggap itu kamu sendiri,okay?.Dan tolong hargai kerja keras author dengan cara tidak menjiplak serta comment.:)



Telfonku berdering.
Malam malam seperti ini siapa sih yang menelfon?
Kuangkat handphoneku dengan rasa malas.
Mengganggu malam mingguku saja.

Namjoon,sedang apa dia telfon malam malam begini?

"Ne,ada apa?"
"Kenapa suaramu malas seperti itu.Apa seperti itu sikap
menerima panggilan dari namjachingumu ini,hem?"
Ah,iya.Aku lupa memberitahukan kepada kalian.
Dia,pria yang menelfonku saat ini.
Dia adalah pacarku,Kim Namjoon.

"Bukan begitu,tidak biasanya saja kau menelfon semalam ini."
"Dan tidak biasanya juga kau belum tidur hingga larut malam seperti ini.
Ada apa?"
Benar juga,jam menunjukkan pukul setengah 12 malam.
Dan aku masih terbangun,dengan tv didepanku yang menyala.
Dia benar benar paham jika ada sesuatu yang aku sembunyikan,
atau ada yang tidak beres denganku.

"Emm,aku hanya merindukanmu saja.Lagipula ini malam minggu,
dan kita sudah hampir 2 bulan tidak bertemu." Jawabku dengan jujur serta polos.
Bahkan nada suaraku kubuat sangat manja.
Sepertinya aku benar benar merindukannya.
Merindukan Namjooniee kesayanganku.

"Baiklah,aku akan segera kesana!"
"Eh tunggu tunggu,apa yang kau...."
*tut *tut *tut...
Sialan,dia mematikan telfonnya.
Apa yang ingin dia lakukan?
Segera kesana? Kesana maksudnya apa?

Padahal aku ingin sekali berbincang banyak dengannya ditelfon.
Apa jangan jangan dia sedang menuju kemari?
Ke apartemenku?
Yang benar saja!
Bukankah dia sangat sibuk.
Apa dia tidak lelah?

Aku kembali memfokuskan mataku kelayar tv.
Sedari tadi yang aku lakukan hanyalah mengganti channel saja.
Selalu saja,malam minggu tidak ada acara yang menarik!
Kualihkan perhatianku kepada handphoneku.
Tiba tiba terbesit pikiranku untuk mencari cari informasi tentang
BTS,boyband yang Namjoon jalani.

Tidak ada yang menarik.
Hanya ada pemberitahuan jika BTS akan mengadakan Konser Epilogue di Korea.
Setelah lama men-scroll kebawah.
Ada website yang membuatku tertarik untuk membacanya.
Tipe Pacar Idaman Boyband BTS.

Setelah kuklik website tersebut,dan kembali ku-scroll kebawah.
Ini dia yang aku cari.
Tipe Wanita Idaman Kim Namjoon aka Rap Monster.
Kubaca,kuperhatikan baik baik.
Kenapa semua kriterianya sangat susah?
Aku bahkan kesal membacanya.

Kenapa semua kriteria ini tidak ada padaku?
Padahal aku ini adalah pacarnya.
Batinku kesal dalam hati.

Lalu mataku semakin membulat setelah melihat sebuah gambar,
yang memperlihatkan bagaimana pakaian yang Kim Namjoon
idamkan dari seorang wanita.


Kaos putih,dengan celana jeans yang sangat pendek menurutku.
Dengan sepatu converse merah kesukaan Namjoon,tas,serta sebuah kacamata.

Aku bahkan tidak pernah memakai pakaian seperti itu.
Apa seperti itu pakaian wanita yang Namjoon idamkan?

Aku menggerutu kesal.
Jujur saja,aku sangat tomboy.
Bahkan aku tidak pernah memakai celana jeans sependek itu.
Yang biasa aku pakai hanyalah celana jeans panjang,yang kadang
kedodoran kadang sedikit ketat,dengan kaos yang tak terlalu ketat pula,
serta sepatu converse merah pemberian Namjoon untukku.

Aku bertanya,bagaimana bisa Namjoon menyukaiku?
Padahal menurutku,kriterianya sangatlah susah.
Dan justru yang dia dapatkan adalah wanita tomboy sepertiku ini.
Miris memang.

Aku kembali memperhatikan layar tv yang masih menyala.
Kemudian pikiranku terbang kemana mana.

Apa yang Namjoon lihat dariku?
Bagaimana bisa dia menyukaiku?

Kenapa rasanya aku ingin sekali menirukan gambar tadi.
Menirukan pakaian itu.
Kaos putih yang tak terlalu ketat,celana jeans pendek,converse merah.
Sepertinya aku punya pakaian itu.

Kamarku mulai berantakan dengan banyak baju disana.
Lemariku bahkan sudah kosong,akibat aku yang terus mencari pakaian itu.
Ternyata benar,aku punya pakaian itu.
Aneh memang,bagaimana bisa aku mempunyainya?
Oh ya aku ingat,ini adalah kado dari sahabatku ketika tahu aku
berpacaran dengan Namjoon.

*Flashback

"Pakailah ini ketika kalian pergi bersama.Aku yakin Namjoon oppa pasti akan
semakin mencintaimu.Bukankah itu pakaian wanita idaman Namjoon oppa?"

"Hahaha,mana mungkin aku dan Namjoon pergi bersama? Bisa bisa akan banyak
netizen yang akan mengikuti dan memotret kami.Kau ini benar benar bodoh sekali.
Apa ini? Celana jeans pendek? Ya Tuhan! Aku tidak sefeminim ini!"
Celotehku kepada sahabatku,tak lupa kujitak kepalanya.Dia benar benar bodoh
memberikanku kado seperti ini.Tapi tak apa,akan kusimpan.
Mungkin aku membutuhkannya,mungkin.

*Flashback End

Aku mulai berdiri didepan kaca,dengan membawa baju serta celana itu dan mencocokkannya ditubuhku.
Astaga,benar benar tidak cocok.
Tapi aku benar benar penasaran,baiklah aku akan mencobanya.

*10 menit kemudian.

Ini benar diriku?
Kenapa saat aku memakainya,terasa pas dan cocok.
Kulihat diriku didepan kaca tadi.
Benar benar,aneh.
Kenapa aku merasa sangat,luar biasa?
Untuk pertama kalinya aku memakai pakaian yang tidak pernah
aku pakai sebelumnya.

Saat aku masih berkaca dan tidak percaya bahwa ini diriku.
Terdengar suara yang tidak asing menurutku.

"(Yn),buka pintunya!
Ini aku,Namjoon."

Astaga,Namjoon.
Sedang apa dia kemari?
Aish,disaat tidak tepat seperti ini dia datang.
Dengan tergesa aku mencoba untuk mengganti bajuku.
Namun sialnya,aku terjungkir (?) akibat banyak baju berserakan dilantai kamarku.
Dan jatuh kelantai dengan keras.
Lalu semuanya berubah gelap.

*5 menit kemudian.

Mataku membuka perlahan.
Lalu melihat sekeliling.
Namjoon berada didepanku.
Wajahnya terlihat khawatir.
"Minumlah dulu,(yn)!"
Namjoon memberiku segelas air,lalu kuteguk hingga habis.

Akh,kepala bagian belakangku terasa sangat sakit.
Aku mencoba untuk bangun,dan Namjoon pun membantuku.
"Apa yang kau lakukan? Kau tergeletak dilantai tadi.
Dan lihatlah kamarmu,sangat berantakan dan banyak baju berserakan.
Dan kau,kenapa kau memakai pakaian seperti ini?"

Aku benar benar malu.
Kulihat Namjoon masih melihatku dari atas kebawah.
Lalu tersenyum nakal.
Apa yang dia pikirkan?

"Apa jangan jangan kau ingin memberikanku kejutan dengan cara
memakai baju seperti ini,hem?"
Namjoon bertanya dengan wajahnya yang sedikit menggoda.

"Ah,tidak.Untuk apa aku memberikanmu kejutan,aku hanya..
Emm aku hanya penasaran saja.."
"Apa kau mencoba untuk meniru apa yang internet katakan tentang
pakaian wanita yang aku suka?"

Mati aku.
Selalu saja aku kalah dengannya.

Aku hanya diam.
Dan dia mengartikan diamku sebagai jawaban 'iya'.
Lalu dia memelukku dengan tiba tiba.
Sangat erat,dan aku pun membalasnya.

"Kau tidak perlu seperti itu.Pakaian apapun yang kau kenakan,asalkan
kau nyaman.Aku sudah sangat menyukainya,jadilah dirimu sendiri.
Karena aku suka kau apa adanya,kau pahamkan?"
Aku mengangguk.
Namjoon mengelus kepalaku.
Lalu melepaskan pelukan kami.

"Tapi kalau dilihat lihat kau sangat cantik dan sexy dengan pakaian itu.
Aku bahkan sangat kaget melihat kau menggunakannya."
Namjoon tersenyum nakal.
Aku diam sesaat.
Tunggu.
Apa yang Namjoon katakan tadi?

"Kau sangat cantik dan sexy dengan pakaian itu."

"Tadi kau mengatakan apa?"
"Apa,apa yang aku katakan? Aku tidak mengatakan apa apa kok."
"Barusan,kau mengatakan apa? Aku cantik dan sexy?"
"Aku tidak mengatakannya kok."
"Yaaakk,Namjoonniee.Kau tadi mengatakannya."
Aku mencoba bangkit,namun kepalaku terasa sangat sakit.

"Akh,kepalaku." Kupegang kepalaku.
"Eh,(yn).Tidurlah dulu,jangan banyak bergerak sayang."
Namjoon membantuku untuk berbaring.
"Istirahatlah,aku akan mengambil kompres untuk kepalamu."
Namjoon pergi berlalu,namun kutarik tangannya.

"Maafkan aku,karena aku berbuat aneh kita tidak bisa menghabiskan
malam bersama dengan indah."
Dia mendekat kearahku,dengan tersenyum dia berkata.
"Ini memang karenamu,kita tidak bisa bersantai bersama.
Dan aku harus repot mengurusmu."
Namjoon memarahiku dan mencubit hidungku.
Tapi wajahnya tidak menampakkan kemarahan sama sekali.

"Maaf."
Cup...
Dia mencium bibirku sekilas.
"Hahaha,aku bercanda (yn).Lihatlah wajahmu,memerah."
Namjoon tertawa dihadapanku.
Aish,dia menggodaku.

"Aku bercanda,sayang.Aku akan mengurusmu hingga kau sembuh."
"Tapi,bagaimana dengan kesibukanmu?"
"Aku akan kembali sekitar jam 6 pagi,tenang saja masih banyak waktu."
Jawabnya dengan santai,lalu mengecup keningku.

"Eh,tunggu.Bukankah kau tidak nyaman dengan pakaian itu?
Apa kau ingin aku menggantikan pakaianmu?"
Pintanya dengan sangat polos.
"Yaakk,apa yang kau pikirkan? Sudah sana!"
Kulempar bantal kearahnya.
Namjoon pun menghindar dengan konyolnya,tak lupa
tawa yang mengiringi kepergiannya.


THE END

Imagine (Kim Seokjin)



Tittle : Imagine (Kim Seokjin)
Cast : Kim Seokjin ~ (Yn/You)
Genre : Romance
Disclaimer : Author balik dengan Imagine baru,Kim Seokjin.
Tolong hargai karya author dengan tidak menjiplak dan beri comment.
Terimakasih.



Aku mulai mengikuti mereka.
Mereka sedang menuju kesuatu tempat.
Dan sampailah ditempat karaoke terkenal.

Oh,jadi mereka akan merayakan kesuksesan mini album dan
single baru mereka 'Run' disini?

Aku sedang mengikuti Bangtan Boys,atau BTS setelah konser
disalah satu stasiun tv ternama di Korea Selatan.
Tenanglah,aku bukanlah penguntit seperti yang kalian pikirkan.
Percaya atau tidak,aku adalah yeojachingu dari salah satu member BTS.
Dia adalah Jin,Kim Seokjin.

Mereka sudah terlihat keluar dan masuk kedalam karaoke tersebut.
Akupun mulai kembali mengikuti mereka dari belakang.
Setelah mereka memesan ruang karaoke,mereka mulai berjalan
memasuki ruang karaoke yang akan mereka gunakan.
Kuterus mengikuti mereka.

Nomor ruang karaoke mereka adalah 123 (anggap aja pakai nomer :v).
Aku hanya bisa berhenti tidak terlalu jauh dari ruangan mereka.
Apa yang harus aku lakukan setelah ini?
Apa iya aku harus menunggu mereka hingga selesai karaoke?
Tidakkan.

Daripada aku dicurigai oleh orang sekitar,karena sedari tadi aku hanya
diam berdiri saja.
Kuputuskan untuk pergi ketoilet.

"Dia benar benar keterlaluan! Sesibuk itukah sampai telfon,sms,bbm,Line
darikupun tidak pernah dia balas? Ini sudah 1 bulan dia seperti ini kepadaku,
dan justru sekarang dia malah asik berpesta dengan grupnya.
Apa dia tidak mengingatku?
Aku benar benar muak padanya!"
Amarahku dalam hati.

Tanpa terasa setetes airmata jatuh mengenai pipiku.
Rasanya sangat sakit sekali.
Kuluapkan semua amarahku lewat tangisan ini.
Dan tanpa terasa wajahku sudah basah penuh dengan airmata.
Untung saja toilet ini sepi,aku bisa menangis sepuasku.

"Lebih baik aku keluar saja,percuma aku mengikutinya.
Dia tak akan pernah tahu!"

Setelah membasuh wajahku,akupun keluar dari toilet.
Saat kubuka pintu toilet,kudapati Jin yang baru saja keluar dari toilet pria disampingku.

Refleks,akupun menutup pintu toilet yang baru saja aku buka.
"Astaga,kenapa bisa bersamaan seperti ini sih?"
Tanpa sadar aku mengunci diriku didalam toilet.
Lalu ada seseorang yang mengetuk pintu toilet.

"Ini kenapa nggak bisa dibuka ya?
Eh yang ada didalam buka dong!"
Jawab seorang wanita.

Sialan,ada orang lagi.
Kudengar ada seorang pria yang bertanya kepada wanita itu.
"Kenapa,bu?"
Itu suara Jin!
Aku sangat mengenali suara itu.

Bagaimana ini?
Apa aku harus keluar?
Kalau keluar Jin bisa saja mengetahui aku?
Tidak ada jalan lain,daripada nanti bertambah masalah.
Dengan terpaksa kubuka pintu toilet ini.

*Krieetttt.... (Suara pintu ceritanya)

Aku menundukkan wajahku,dan menutupinya dengan tanganku.
Dan langsung pergi meninggalkan wanita itu dan Jin yang mungkin saja
terheran dengan sikapku ini.
Setidaknya Jin tidak mengetahui jika itu aku.
Syukurlah.

Setelah kurasa jauh dari toilet tersebut,akupun kembali seperti biasa.
"Astaga,untung saja tidak ketahuan.Lebih baik aku pulang saja."
Tiba tiba sebuah tangan berhasil menarikku.

"Sedang apa kau kemari,(yn)?"

Jin,dia yang menarikku.
Bagaimana dia bisa tahu kalau itu aku?
"Jin." Aku memasang wajah takutku.
"Ketahuan sudah." Batinku.

"Aku tanya,(yn).Sedang apa kau kemari? Bagaimana kau tahu
kalau aku ada disini?"
"Emm,itu oppa.. Aku.. Aku kesini.."
"Kau mengikutiku lagi?"
Jin benar benar marah kepadaku.
Kebiasaan burukku memang tidak pernah hilang.
Aku selalu mengikuti Jin,beserta teman temannya diBTS.
Dan sesekali,aku ketahuan olehnya.

Namun akhir akhir ini aku jadi semakin sering mengikutinya.,
semenjak kami kehilangan kontak 1 bulan ini.
Apa dia tidak paham jika aku amat sangat merindukannya?
Seharusnya dialah yang bersalah,bukan aku.

Aku sudah capek meminta maaf terus setiap aku ketahuan mengikutinya.
"Seharusnya kau paham kenapa aku seperti ini,oppa."
Aku tidak ingin melanjutkannya.
Hanya akan ada airmataku yang akan terjadi.
Kuhempaskan tanganku,agar Jin melepaskan genggaman tangannya padaku.
Lalu kuberlari dan pergi meninggalkan tempat karaoke itu.
Aku tidak peduli dengan reaksi Jin.
Aku lelah.

Kuraih helmku.
Memakainya,lalu mulai mengendarai motorku.
Sepanjang perjalanan,aku hanya menangis dibalik helm yang kupakai.
Ini pertama kalinya Jin seperti ini.
Dia tidak seperti ini sebelumnya,sesibuk sibuknya Jin dia pasti akan menghubungiku.
Walaupun tidak sering,tapi setidaknya dia menghubungiku.

Tapi ini?
Dia benar benar berubah,benar benar berbeda.
Selama 1 tahun hubungan kami.
Ini adalah rintangan yang paling berat.
Yang aku takut takutkan selama ini bisa saja menjadi kenyataan.
Orang ketiga,sesama idol,girl band.

Sesampainya dirumah,kubuka pintu.
Hari ini tenagaku benar benar habis.
Bahkan mataku terasa berat saat ini.
Mungkin yang aku perlukan sekarang adalah tidur,ya hanya tidur.
Mencuci wajahku kembali,serta selesai menyikat gigiku.
Aku langsung menuju kekamar,dan berbaring dikasurku.
Terasa nyaman.
Dan matakupun terpejam.

*Ting Tong.. *Ting Tong.. (Suara bel rumah)
"(Yn),ini aku Jin. Aku mohon buka pintunya.
Kita perlu bicara."

Astaga,aku baru saja memejamkan mataku selama 10 detik.
Sudahlah,aku sudah tidak peduli.
Kulanjutkan kembali tidur lelapku.

"Aku mohon,(yn).Buka pintunya!
Kalau tidak aku akan memecahkan jendela dan masuk melewatinya."

Kubuka kembali mataku,dengan terpaksa aku bangun.
Melangkah,lalu membuka pintu.
Aku terpaksa melakukannya,karena jika dia berteriak kembali.
Mungkin tetangga akan memarahiku esok harinya.

Mataku masih setengah tertutup.
Selain aku benar benar mengantuk saat ini,mataku sudah sangat bengkak
akibat terlalu banyak menangisi pria yang ada didepanku ini.
"Masuklah!" Jawabku singkat.

Kini Jin dan aku sedang duduk berdua diruang tamuku.
Kami hanya diam,tidak ada yang mengawali pembicaraan diantara kami.
Lalu Jin mulai mengatakan sesuatu.
"Apa yang ingin kau bicarakan,sayang? Aku akan mendengarkannya."
Jin memegang tanganku,dan mengatakannya dengan lirih.

Kukontrolkan emosiku terlebih dahulu.
Aku tidak ingin berteriak dihadapannya.

"Kenapa selama 1 bulan ini kau tidak pernah menghubungiku ataupun
membalas pesan serta panggilanku? Ada apa denganmu? Kenapa aku
merasa jika sekarang kau benar benar berubah? Kau bukanlah Jin yang
kukenal,yang sesibuk sibuknya seorang Jin pasti akan menghubungiku.
Apa aku sudah membosankan bagimu? Apa sudah ada penggantiku yang
lebih cantik?"

Tetap saja emosiku tak terkontrol.
Aku bahkan sudah menangis sekarang.
"Kalau dulu aku jarang mengikutimu,karena kau selalu menghubungiku.
Dan kalaupun ketahuan olehmu,aku selalu meminta maaf.
Tapi sekarang beda,oppa.Aku mengikutimu,karena aku sangat merindukannu.
Aku merindukanmu,kenapa kau tak pernah paham?"

Aku menggenggam tangan Jin dengan sangat erat.
Sudah lama aku tidak pernah memegang tangannya.
Aku sangat merindukannya.
Jin hanya tertunduk lesu,lalu mengusap wajahku yang basah
dengan tangannya.

"Maafkan aku,(yn).Aku benar benar minta maaf."
Jin mulai mencium punggung tanganku.
Lalu membelai rambutku.

"Dengan ketenaran BTS kini,membuatku semakin sibuk dan melupakanmu.
Bahkan selama satu hari aku tidak bisa menyentuh handphoneku
karena terlalu sibuknya kami.
Kalau kau berfikir aku dengan gadis lain.
Kau salah,(yn).
Aku tidak pernah menduakanmu,ataupun melirik wanita lain.
Aku benar benar minta maaf.
Aku berjanji aku akan lebih memperhatikanmu semampuku.
Hubungan kita tidak akan berakhir,aku akan selalu mempertahankannya lebih keras lagi.
Jadi,maafkanlah aku.Dan beri aku satu kesempatan lagi."

Kini Jin berlutut dihadapanku.
Dia terus mencium punggung tanganku.
Dan terus meminta maaf kepadaku.
Seharusnya aku tidak meragukanmu,oppa.

Akupun ikut duduk berhadapan dengannya.
Kupeluk tubuhnya dengan erat.
Dalam suatu hubungan,pastilah ada yang namanya kepercayaan.
Seharusnya aku percaya dengan hubunganku,dengan Jin.
Tapi godaan dan cobaan sealu saja menghampiri kami.
Mungkin Tuhan ingin menguji kami.

"Maafkan aku yang tidak bisa mengerti dirimu,oppa.
Mari kita perbaiki hubungan kita lebih baik lagi,ne!"
Aku mulai membentuk senyuman dibibirku.
Aku tidak ingin terus menerus menangis seperti ini.


Aku mulai membelai wajah dan rambutnya.
Dan kembali memeluknya erat.
Rinduku telah terobati.

"Aku mencintaimu,(yn)."
Jin mengecup keningku.
"Aku juga,oppa."
"Berhentilah menangis,atau mata indahmu tidak akan terlihat lagi."
Aku mengangguk dengan senyuman.
"Kau juga,berhentilah menangis.Atau wajahmu yang tampan ini akan luntur."
Jin tersenyum padaku.

Kami kembali duduk disofa.
Kusandarkan kepalaku dibahunya.
Jin memelukku dan mengelus kepalaku.
Rasanya aku ingin sekali bercerita banyak kepada Jin.
Dan menikmati kemesraan ini.
Tetapi mataku mengatakan sebaliknya.

Dan akupun tertidur dalam dekapannya.

THE END

Selasa, 22 Maret 2016

Our Life



Tittle : Our Life
Cast : Kim Namjoon/Rap Monster ~ Lee Hyun Raa (you)
Genre : Romance
Length : Oneshot
Rating : PG 17
Disclaimer : Ini cerita terinspirasi dari pikiran saya yang memikirkan bagaimana
masa depan BTS nanti,nggak mungkin dong mereka single selamanya? Maka dari itu
saya menulis FF ini,ya anggap aja yang cewek dirimu,okay.Dan tolong jangan
menjiplak dan hargai karya saya dengan vote serta comment,ne! (maksa! haha)





Hari ini adalah hari ketiga setelah pernikahan kami.
Ya,pernikahanku dengan salah satu anggota grup
boyband ternama di Korea Selatan.
Bisa dibilang ini adalah salah satu berita yang paling menggemparkan
di dunia industri musik Korea,terutama penggemar mereka.
Grup boyband itu adalah BTS,dan yang menikah denganku adalah?

Jin? Bukan,yang aku tahu dia masih berpacaran dengan kekasihnya
dan belum berani untuk mengambil keputusan seberat ini,yaitu menikah.
Jimin? Taehyun? Bukan.
Apalagi Jungkook,Ya Tuhan dia masih muda.
Suamiku adalah Kim Namjoon,atau panggilan panggungnya adalah Rap Monster.
Dialah suamiku.

Kami sudah menjalin hubungan selama 2 tahun secara diam diam.
Pertemuan kami bisa dibilang seperti mimpi.
Saat itu aku hanyalah seorang penerjemah bagi mereka saat konser
di Jepang dan di Indonesia.
Susah dipahami memang,tapi ya seperti ini sekarang.
Aku adalah istri dari Kim Namjoon.

Singkat cerita,setelah 2 tahun menjalin hubungan diam diam.
Akhirnya,dengan tekad yang kuat Namjoon melamarku dan
menikahiku.
Ini bukan keputusan yang mudah baginya,aku pun sempat menolak
keputusan Namjoon ketika dia melamarku dan mengajakku menikah.
Loh,bukankah itu impian setiap wanita ya untuk menikah?
Iya memang,tapi ini beda permasalahan.

Aku hanya memikirkan nasib para penggemar BTS,terutama
penggemar Namjoon,dan bagaimana nasib BTS saat Namjoon
sudah menikah? Apakah dia masih dianggap sebagai anggota
BTS atau sudah tidak?
Karena aku sendiri adalah penggemar BTS,terutama Namjoon.
Kebetulan sekali,bukan?
Aku hanya berfikir,bagaimana jika posisiku ada pada fans Namjoon.
Saat idolanya tiba tiba menikah dengan wanita pujaannya.
Dan itu sangatlah sakit.

Aku tidak ingin menghancurkan itu.
Menghancurkan apa yang Namjoon dan teman seperjuangannya
bangun selama 6 tahun BTS berkarya (anggap saja sudah 6 tahun,hehe).
Namun Namjoon meyakinkanku,sangat meyakinkanku.
Kalau semuanya akan baik baik saja,dan dia sudah memikirkannya
matang matang.
Memikirkan bagaimana fansnya nanti.
Bagaimana dia dengan BTS nanti.Dia sudah memikirkan itu semua.
Dengan perasaan yang bahagia sekaligus khawatir akan
masa depan Namjoon,aku pun menerimanya.

Semuanya berjalan lancar,pernikahan kami sangatlah meriah.
Walaupun diadakan secara tertutup.
Para member Bangtan pun datang dan memberikan selamat kepada kami.
Aku baru menyadari,ternyata Namjoonlah yang pertama kali mengawali
pernikahan diantara para member BTS,padahal hampir sebagian
member sudah mempunyai pacar.
Namjoon,kau benar benar berani rupanya.

Aku sempat menanyakan bagaimanakah posisi Namjoon di BTS
setelah menikah dan apakah sebenarnya PD Nim menyetujuinya
untuk menikahiku kepada Namjoon.
Namjoon hanya menjawab santai,tak lupa dengan senyuman
manisnya itu.
"Aku memutuskan untuk keluar dari BTS,dan sebenarnya
PD Nim melarangku untuk menikahimu.Tapi keputusanku sudah bulat,
dan sekarang kau tidak perlu khawatir.Semuanya akan baik baik saja,sayang."
Dia mencubit pipiku dengan gemas,lalu pergi kekamar mandi.

Jadi,Namjoon sudah keluar dari BTS?
Ya Tuhan,ini semua salahku.
Kenapa Namjoon tidak membicarakan ini kepadaku?
Tanpa basa basi kutarik tangan Namjoon,sebelum dia masuk kekamar mandi.
Wajahku sudah mulai memerah,menahan tangis.
Namjoon terheran dengan tingkahku.
"Kenapa kau tidak mengatakan jika kau keluar dari BTS karenaku?
Kenapa kau harus keluar? BTS adalah grup yang membuatmu terkenal,
grup yang sudah kau anggap sebagai keluarga,grup yang memberikanmu
penghasilan.Hanya karena wanita seperti aku ini kau keluar,seharusnya
kau tidak usah menikahiku,Namjoon pabbo! Aku hanya menganggu kehidupanmu
saja." Aku menangis sejadi jadinya.
Marah sekaligus sedih bercampur menjadi satu.
Karena aku,tidak ada lagi Rap Monster didalam BTS.
Karena hubunganku dengan Namjoon,Namjoon rela keluar.
Itu semua demi aku.
Disebabkan olehku.
Apakah aku ini sebuah musibah,atau hadiah indah untukmu,Namjoon?


Tanganku masih erat memegang tangan Namjoon.
Bahkan wajahku sekarang sudah basah penuh dengan airmata.
Namjoon menarikku dan memeluk erat tubuhku.
Aku masih terisak,dan Namjoon mengelus kepalaku.
"Ada saatnya seorang idola lelah dengan semua aktivitasnya.
Idola sepertiku hanyalah manusia biasa,yang bisa mencintai seseorang
dan ingin dicintai seseorang.
Dan kaulah yang aku pilih untuk kucintai,apakah itu salah,hem?"
Aku menggeleng,Namjoon masih mengelus rambutku.
"Aku hanya ingin ketenangan,dan aku dapatkan itu darimu.
Aku sudah mempertimbangkan semuanya,Hyun Ra.
Kau tidak perlu khawatir,aku dan member BTS lain masih berteman baik.
Walaupun kami sudah tidak bersama."

Namjoon melepas pelukan kami,lalu mengusap wajahku yang
sedari tadi basah akibat tangisanku.
"Seharusnya kita....."
Bibirku langsung bersambut dengan bibir Namjoon.
Ciuman lembut kami membuat hatiku sedikit tenang.
Namjoon melepas tautan bibir kami,lalu mengatakan 3 kata
yang membuat hatiku bertambah tentram.
"Aku mencintaimu,Hyun Ra."
"Aku juga."

Hari keempat setelah pernikahan kami.
Semuanya berubah,setiap aku membuka mataku.
Yang kudapati adalah makhluk Tuhan yang diciptakan untukku.
Suamiku,suami yang memperjuangkan cintanya untukku.
Kim Namjoon,dia selalu disampingku.

Aku bangun dari tempat tidur,tak lupa kubangunkan pangeran tidurku.
"Namjoonniee,sudah jam 6 pagi.Bukankah kau akan mulai mengajar jam
setengah 8? Ayo bangun!" Kugoyang goyangkan badan kekarnya,
lalu dia bangun dengan terpaksa.
"Aiissh,ini masih jam 6.Biarkan aku bangun jam setengah 7,ya!"
"Tidak bisa,ayo bangun!"
"Baiklah,aku akan bangun."

Aku lupa mengatakan jika Namjoon sekarang mengajar sebagai
dosen Sastra Inggris disalah satu Universitas ternama di Korea.
Aku sempat kaget saat dia mengatakan itu kepadaku.
Aku hanya takut kalau seandainya mahasiswa disana mengenalnya,
dan mulai mencibirnya karena dia sudah keluar dari BTS.
Namun,sekali lagi Namjoon selalu membuat khawatirku
menjadi hilang dengan senyuman manis dan kata katanya.
"Tenang saja,sayang.Semua akan baik baik saja,lagipula aku juga
tidak akan peduli ketika para mahasiswa mencibirku atau apapun.
Mentalkukan kuat seperti baja,benar tidak?" Namjoon mengangkat
kedua tangannya,menirukan gaya para atlet yang memiliki otot ditangannya.
Iya,sayang.Mentalmu sangatlah kuat,dan aku percaya itu.

Selagi Namjoon mandi,aku menyiapkan sarapan.
Lalu menyiapkan baju yang akan digunakan untuknya bekerja nanti.
"Ah,sepertinya ini sangatlah cocok."
Kutaruh baju itu dikasur,lalu sepasang tangan melingkar dipinggangku.
Dan sebuah kepala bersandar dibahuku.
Tetapi kenapa rasanya punggungku sedikit basah,ya?

Saat kumenoleh,Namjoon selesai mandi dengan hanya memakai celana pendek.
Dan dada yang terekspos didepanku,tanpa tertutup apapun.
Dan masih basah,ini maksudnya apa sayang?
"Aish,cepat pakai bajumu sayang!"
"Hahaha kenapa kau menutup matamu? Lagipula kau sudah sering melihatnya,bukan?"
Benar juga ya.
Kubuka mataku,dan kembali melihat Namjoon yang masih toppless.
"Cepat pakai bajumu,lalu sarapan dibawah."
Aku mulai salah tingkah,dan keluar dari kamar.

Namjoon menarik tanganku,dan menghadapkanku dihadapannya sekarang.
"Kamu ini kenapa sih? Sama suami sendiri kok aneh gitu,hem?"
Namjoon menggodaku,dan mengeluarkan smirk seksinya.
"Aku hanya tidak ingin kau terlambat.Ini hari pertamamu bekerja kan?"
Tanpa sengaja,aku memperhatikan abs Namjoon yang sepertinya semakin berbentuk.
Apa mungkin dia olahraga?

Dan Namjoonpun mengetahui jika aku daritadi memperhatikan absnya.
"Kenapa kau memperhatikan absku?"
Jleb...
Bagaimana dia bisa tahu?
Haduh,memalukan sekali.
Aku hanya diam,bahkan melihat wajah Namjoon saja aku tidak sanggup.
Dia pasti kesenangan sekarang.



"Absku benar benar berbentuk,bukan?"
Yaaakk,kenapa dia mencoba menggodaku?
"Aku tidak peduli,cepat pakailah bajumu!" Jawabku cuek.
"Kalau aku tidak ingin,bagaimana?"
Sialan,dia benar benar menggodaku sekarang.
"Hahahaha,iya iya aku pakai sekarang." Tertawa Namjoon dengan puasnya.

Wajahku benar benar memerah bak tomat segar.
Namjoon berhasil menggodaku.
Daripada aku malu terus,akhirnya akupun turun kebawah.
Menunggunya dimeja makan.
Lalu Namjoon turun setelah selesai memakai bajunya.
Dan kami makan bersama.

Sebenarnya aku masih heran,bagaimana Namjoon mendapatkan abs sebagus itu?
Padahal aku tidak pernah mendapati dia pergi kegym,ataupun berolaharga berat.
Mungkin hanya lari lari kecil saja,dan itupun tidak mungkin bisa membuat perutnya
berbentuk abs seperti itu,iya kan?
"Apa yang kau pikirkan,istriku?"
Apa aku tanyakan saja ya?
Aku benar benar penasaran.
Baiklah.

"Emm,aku heran.Darimana kau mendapat abs seperti itu?
Setauku kau tak pernah pergi kegym?" Tanyaku polos.
"Kan aku selalu berolahraga,sayang."
"Tapikan hanya lari lari kecil saja,kan?"
"Ya tidak hanya itu saja,aku juga melakukan sit up,back up,push up.
Mungkin itu juga yang membuat abs diperutku.
Kenapa kau menanyakan itu?"
"Tidak apa apa,aku hanya penasaran saja."
"Penasaran atau apaa?"
"Yaaakkk Namjooon,aku hanya penasaran.Lagipula absmu masih kalah
dengan abs Jimin." Aku menjulurkan lidahku dihadapan Namjoon.

"Memangnya kau pernah melihat abs Jimin?"
"Diyoutube banyak kok."
"Itukan secara tidak langsung."
"Tapikan sama saja,weekk!"
Namjoon diam,hahaha sepertinya aku menang darinya.
Dia mulai perlahan memakan makanannya,ada apa dengannya?
Apa dia cemburu?

"Namjoon.. Sayang,kamu marah?"
Namjoon hanya diam,dia menaruh piringnya ditempat cucian.
Mencuci tangannya,lalu langsung pergi meninggalkanku.
Aku yang mulai panik langsung mengejarnya dan menarik tangannya.
Untung saja dia belum keluar rumah.
"Namjoon,aku hanya bercanda.Tolong jangan kau anggap berlebihan,aku
benar benar bercanda.Sungguh!"
Namjoon hanya diam,dia bahkan tak menatapku sedikitpun.
Aku mulai mencium kedua pipinya,bibirnya sekilas.

"Aku melakukan itu semua agar aku bisa membahagiakanmu.
Kenapa kau tidak menghargainya?"
"Aku benar benar minta maaf,maafkan aku."
Aku memeluknya erat,leluconku benar benar buruk hari ini.
Namjoon pun membalas pelukanku.

"Sudahlah,tidak perlu dibahas.Lagipula aku tau kok
kalau itu semua hanya leluconmu saja.
Tapi ada satu syarat agar aku mau memaafkanmu."
Namjoon melepas pelukan kami,lalu menungguku menjawab pertanyaannya.
"Apa itu?"
"Nanti malam,ya!" Pintanya dengan smirk dan wajah nakalnya.
Sialan,sepertinya aku harus menurutinya.

THE END