Kamis, 14 April 2016

Who is My True Love ? Chapter 1 (Its Love Part 2)



Tittle: Who is My True Love ? Chapter 1 (Its Love Part 2)
Cast: Kim Hanbin ~ Lee Hyun Ra
Goo June ~ Nam Gyu Ri
Genre: Romance,Sad (maybe?)
Rating: Teenager
Length: Series
Disclaimer: Cerita ini merupakan murni hasil kerja saya dan hanya fiksi belaka.
Apabila ada kesamaan cerita,maka hanya kebetulan semata.


Setelah sekian lama Hanbin meninggalkanku.
Akhirnya kami kembali bersatu,meskipun dalam situasi yang salah.
Sebenarnya aku benar benar mengkhawatirkan June.
Aku tidak tega.
Kami berdua sedang bahagia,sementara dia?
Dia pasti sangat menderita.

Itulah yang kami berdua khawatirkan.

Tetapi setidaknya aku dan Hanbin kembali bersama.
Aku sangat bersyukur akan itu.
Akupun juga tidak lupa untuk mendoakan June.
Agar dia bisa menemukan penggantiku.
Yang bisa membuatnya melupakanku.

2 minggu setelah kejadian itu.

Aku berkemas,sebentar lagi Hanbin akan menjemputku
untuk mengantarkanku kekampus.
Tak lupa kuberpamitan dengan ibuku.
"Ibu,aku berangkat dulu ya!"
Kucium tangan ibuku,namun reaksinya biasa saja.
Biasanya beliau akan mencium pipiku,ataupun merangkulku.

Jujur saja,semenjak aku kembali berhubungan dengan Hanbin.
Aku merasa ibuku tidak menyukainya.

Ibu masih tidak memperdulikanku.
Akupun berlari dan menuju kemobil Hanbin.
Dalam keadaan menangis

"Kau kenapa,sayang?"
Tanya Hanbin padaku setelah aku masuk kedalam mobil.

"Tidak apa apa,ayo kita berangkat."
Jawabku sambil menormalkan kembali perasaanku.

Aku tidak ingin Hanbin tahu jika selama kami bersama,
ibuku tidak menyukainya.
Tidak,Hanbin tidak boleh tahu soal ini.

Sampailah dikampus.
Setelah berpamitan dengan Hanbin,kumulai mencari Gyu Ri.
Aku ingin sekali curhat dengannya.
"Mencariku?"
Gyu Ri sudah berada disampingku sekarang.

Kupeluk dia dengan sangat erat.
Ingin sekali kutumpahkan semua kesedihanku padanya.
Namun aku sadar ini tempat umum,dan sudah cukup banyak
orang yang melihat kami.

"Ayo kita kekelas,sepertinya kau ingin curhat banyak denganku."
Gyu Ri menuntunku kekelas.

"Ada apa,Hyun Ra? Apa ini tentang ibumu lagi?"

Aku mengangguk.

"Ibuku sudah mendiamkanku semenjak aku mengatakan jika aku
kembali berhubungan dengan Hanbin.Ada apa dengannya,Gyu Ri?
Dulu saat aku berpacaran dengan Hanbin,beliau tdak seperti ini.
Tapi sekarang? Apa beliau tidak suka jika aku kembali dengan Hanbin?"
Aku menggenggam tangan Gyu Ri erat.
Aku merasa lelah tidak dihiraukan oleh ibuku seperti ini selama 2 minggu.

"Setelah kupikir kupikir,sepertinya ibumu memang tidak menyukai
hubunganmu dengan Hanbin,Hyun Ra."

Aku kaget mendengar perkataan Gyu Ri.

"Tetapi apa alasannya?"

"June,karena June."

Aku kembali dibuat kaget oleh Gyu Ri.
Apa yang anak ini katakan?
Karena June? Mana mungkin.

"Apa kau tidak ingat saat ibumu mengatakan sesuatu tentang June,
lalu beliau berhenti berbicara dan langsung pergi kedapur.
Bukankah ada sesuatu yang ibumu sembunyikan tentang June padamu?
Mungkin itulah alasannya kenapa ibumu tidak suka kau kembali dengan Hanbin."

Aku kembali berfikir.
Ah iya aku ingat,saat itu.


"Kau ini ada ada saja,nak.
Ibu kan sudah bilang kalau ada urusan dengan ibunya June,
jadi ya memang lama.
Lagipula walaupun sudah lama tidak bertemu,bukan berarti ibu
tidak tau bagaimana nak June itu.
Dia tidak akan berbuat macam macam padamu,karena dia..."
Tiba tiba ibu berhenti berkata.


Pasti ada yang ibu sembunyikan padaku.
Tapi apa itu?
Apa aku harus menanyakannya secara langsung kepada beliau?

"Sudahlah,lebih baik kita bahas ini nanti.
Dosen sudah datang."
Jawab Gyu Ri membuyarkan lamunanku.

Pelajaran telah selesai.
Hanbin sudah menungguku didepan gerbang kampus.
Aku berpamitan dengan Gyu Ri.

"Hyun Ra,sebaiknya kau segera tanyakan hal itu kepada ibumu.
Aku merasa masalah ini tidak akan selesai jika kau belum mulai
menyelidikinya."
Gyu Ri menasehatiku dan memberiku semangat dengan pelukannya.

"Tenang saja,semua akan baik baik saja."
Kubalas pelukan Gyu Ri,dan pergi meninggalkannya.

Selama perjalanan,kami berdua bercanda dan mengobrol bersama.
Ini adalah momen yang sangat kurindukan bersama Hanbin.
Dan aku sangat bahagia.
Begitupun Hanbin.

"Bagaimana hubunganmu dengan June?
Aku takut persaudaraan kalian pecah akibat diriku."
Tiba tiba aku melontarkan pertanyaan yang bodoh sekali
Tapi apa salahnya aku bertanya?
Aku benar benar ingin mengetahuinya.

"Sebenarnya kami tidak dalam masa yang baik.
Semenjak kejadian dicafe itu,June tidak menyapaku.
Bahkan sekarang aku jarang bertemu dengannya.
Biasanya dia selalu jogging pagi disekitar rumahku,tapi akhir
akhir ini aku tidak pernah melihatnya."
Jawab Hanbin lesu.

Bodohnya aku menanyakan hal ini kepadanya.

"Bagaimana kalau kapan kapan kita mengunjungi rumah June
dan meminta maaf padanya."

"Seharusnya bukan kau yang meminta maaf,Hyun Ra.
Melainkan aku."

"Apa yang kau bicarakan?
Kita berdualah yang bersalah,bukan dirimu saja."

"Kau tidak tahu permasalahannya.Yang kau dengar dicafe
waktu itu belumlah menjelaskan segalanya."

Aku terdiam.
Ternyata masalah ini sangatlah panjang.
Dan jujur saja,aku memang belum mengerti inti dari permasalahan mereka.

"Kalau begitu beritahu aku seperti apa masalah kalian dari awal."

"Aku takut kau tidak akan lagi mencintaiku,Hyun Ra."

"Biarkan aku tahu,Hanbin.
Masalah ini juga menyangkut diriku."
Aku memaksa Hanbin memberitahuku.

"Besok kau liburkan?"

Aku mengangguk.

"Akan aku beritahu semuanya didepanmu dan June.
Sekarang istirahatlah,kita sudah sampai."

Ternyata kita sudah sampai.
Aku turun dari mobil Hanbin.

"Istirahatlah,besok kau harus siap mendengar semua
rahasiaku dan June."
Hanbin mengelus rambutku lewat jendela mobil yang terbuka.

"Akan aku tunggu itu,Hanbin."
Mobil Hanbin melaju dengan cepat.
Aku benar benar penasaran.
Apa sebenarnya rahasia mereka berdua?
Kenapa sepertinya ini menyangkut diriku?

Aku hanya takut jika rahasia itu akan mengejutkanku.

TBC

Imagine (Kim Jinhwan) Chapter 1



Tittle: Imagine (Kim Jinhwan) Chapter 1
Genre: Romance.
Cast: Kim Jinhwan ~ (Yn)/You
Disclaimer: Cerita ini murni bikinan author,jadi mohon untuk tidak menjiplak dan apresiasinya lewat vomment ya.Thanks




Kami menjalani hubungan ini diam diam.
Ya,aku dan Kim Jinhwan.
Salah satu anak populer disekolah,sekaligus ketua
ekstrakurikuler menyanyi.
Sudah hampir setengah tahun hubungan kami ini berjalan.
Dan belum ada satu orangpun disekolah yang mengetahuinya.

Bisa dibilang,kami merahasiakannya.

Aku masih heran dengan hubungan kami ini.
Kenapa Jinhwan menyuruhku untuk diam?
Padahal aku ingin sekali semua anak anak disekolah tahu.
Bahwa aku adalah milik Jinhwan,dan Jinhwan adalah milikku.

"Aku mencintaimu,tapi bisakan kita merahasiakan hubungan kita ini?"

"Kenapa seperti itu?"

Jinhwan hanya diam.

"Aku mohon,bisa kan?"

Aku hanya mengangguk pelan,lalu Jinhwan memelukku erat.

"Ini demi kebaikanmu,sayang."

"Baiklah." Jawabku sedikit malas.

Sampai saat ini kami masih menutup rahasia soal hubungan kami.
Teman temanku,bahkan sahabat satu geng Jinhwan pun tidak mengetahuinya.
Hingga saat ini.

Sebenarnya pertemuan kami cukup bisa dibilang menyenangkan.
Berawal dari saat aku mengikuti audisi untuk menjadi bagian dari
ekstrakurikuler menyanyi,dan kebetulan Jinhwanlah jurinya.
Aku bernyanyi dengan cukup percaya diri.
Dan akhirnya semua juri termasuk Jinhwan menerimaku.

Aku sangat bahagia.
Bakatku cukup diapresiasi dengan baik disini.
Dan para seniorpun mengajariku dengan sabar.
Bagaimana cara bernyanyi dengan baik dan benar.
Kak Jinhwan,June,Donghyuk.
Para senior itulah yang mengajariku dan junior lainnya.

Entah suatu hari,aku mendapatkan sms dari nomer tak dikenal.
Dan aku sadari,ternyata nomer telefon itu adalah milik Jinhwan.
Aku cukup kaget,mengingat aku tidak memberikan nomer telefonku kepada siapapun.
Bagaimana bisa Jinhwan mendapatkannya?

Setelah kami berkenalan lewat sms.
Aku semakin nyaman dengan Jinhwan.
Dan akhirnya,Jinhwan menembakku.
Tanpa berfikir panjang akupun menerimanya.

Begitulah pertama kalinya kami berkenalan dan akhirnya berpacaran.
Dan saat itu pula Jinhwan menyuruhku untuk diam tentang hubungan kami.
Akupun menurutinya.
Karena aku sangat mencintainya.

Apa yang tidak untuk cinta,kan?

Jika kalian bertanya bagaimana kami berpacaran?
Disekolah,kami hanya sebagai senior dan junior saja.
Perlakuan Jinhwan kepadaku sama saja dengan junior yang lain.
Tak ada romantisme diantara kami didalam sekolah.

Begitu diluar sekolah.
Jinhwan semakin perhatian denganku.
Sering mengunjungi rumahku.
Menanyakan kabar dan berbasa basi lewat sms dan telefon.
Dan mengajakku keluar bersama.

Pertama aku merasa biasa saja dan bahagia walaupun
hubungan kami sembunyi sembunyi seperti ini.
Tapi semakin lama,entah kenapa.
Hatiku rasanya sangat sesak,ingin sekali aku bebas dan
mengatakan bahwa aku dan Jinhwan berpacaran sudah lama.

Ditambah lagi,Jinhwan selalu saja digoda oleh junior wanita
diekstrakurikuler menyanyi.
Dan aku selalu melihatnya setiap hari,dengan mataku sendiri.
Secara langsung,didepanku.

Apakah itu tidak menyakitkan?

Reaksi Jinhwan hanya tersenyum kecut dan sesekali melirikku.
Aku hanya meliriknya sesaat,lalu pergj jauh.
Aku tidak ingin melihatnya lagi.
Hatiku sudah cukup sakit.

Malamnya Jinhwan menelfonku.
Meng-smsku.
Banyak sekali,tetapi aku tidak menjawab ataupun membalasnya.
Aku sangat marah padanya.

Sebenarnya kejadian itu sangatlah sering terjadi.
Awalnya aku sangat sabar.
Tapi makin lama aku makin tidak bisa terima.

Aku sudah lelah,oppa.
Asal kau tahu itu.

Lalu ibuku datang kekamarku.

"(Yn),Jinhwan datang loh."

"Aku malas bicara dengannya,bu.
Bilang saja padanya aku sudah tidur."

"Kalian ada apa? Tidak biasanya seperti itu."

"Ayolah bu,bantulah aku."
Kupasang wajah memohonku kepada ibuku.

"Kalau ada masalah,segera diselesaikan.
Ayo turun!"

Akhirnya terpaksa aku turun dan menemui Jinhwan.
Dia sudah duduk disofa menungguku.
Akupun duduk disebelahnya.

"Kamu kenapa,(yn)?"
Jinhwan mengelus punggung tanganku.

"Seharusnya kau sudah tahu,tidak perlu bertanya oppa."
Jawabku ketus.

"Baik baik,aku tau.Mereka kan hanya menggodaku,lagipula
aku juga tidak menanggapi mereka kok."

"Tapi tetap saja,oppa."

Jinhwan hanya diam.

"Ayo kita beli es krim kesukaanmu!"
Jinhwan menarik tanganku,namun aku menolaknya.

"Kenapa hubungan kita seperti ini,oppa?
Aku ingin sekali satu sekolahan tahu bahwa kau adalah pacarku.
Agar para wanita wanita itu tidak menggodamu lagi.
Tapi kenapa kau melarangnya?
Kita sudah seperti ini selama setengah tahun,dan kau tidak
pernah memberitahuku kenapa?
Aku sudah lelah seperti ini,oppa!"
Kutinggalkan Jinhwan sendiri dan menuju kekamarku.
Membanting pintu kamar dengan keras,dan berbaring dikasurku.
Menangis sejadi jadinya.

"Jinhwan tak pernah paham apa yang aku rasakan.
Apa tujuannya sih menyembunyikan hubungan ini?
Apa dia bisa dengan seenaknya mendekati gadis lain?
Apa agar semua gadis disekolah bisa menghodanya tanpa khawatir
jika dia punya aku?"

Pertanyaan diotakku tidak akan pernah bisa terjawabkan.
Jinhwan tidak akan pernah mau menjelaskannya padaku.
Tidak akan pernah.

Hingga kudengar panggilan dari Jinhwan.

"(Yn),aku mohon buka pintunya!"

Aku tidak memperdulikannya.
Kupejam mataku dengan paksa.
Dan akhirnya tertidur dengan sendirinya.

1 bulan berlalu.

Aku dan Jinhwan masih sama.
Hubungan kami masih tertutup rapat.
Jinhwan masih berpegang teguh untuk merahasiakannya.
Dan aku,hanya pasrah menerimanya.

Kalau bukan karena rasa cintaku dan kesabaranku kepadanya.
Mungkin hubungan ini tidak akan bertahan lama.

Saat ini adalah hari yang penting bagi Jinhwan.
Hari kelulusannya telah tiba.
Dia cukup tampan dengan tuxedo berwarna hitam.
Dasi silver,serta sepatu mengkilap.
Menambah kesan seksi untuknya.

Dan hari ini juga hari yang penting bagiku.
Setiap ekstrakurikuler akan memberikan satu persembahannya
untuk acara kelulusan ini.
Termasuk aku,aku terpilih untuk mewakili ekstrakurikuler menyanyi.
Dengan tema lagu bebas,aku sudah menentukan lagu yang akan aku nyanyikan.

Setelah semua perwakilan ekstrakurikuler selesai menampilkan pertunjukkannya.
Sekarang giliranku.
Kulangkahkan kakiku hingga kepanggung.
Dan lagupun mulai dinyalakan.

*Uncover ~ Zara Larsson.

Nobody sees, nobody knows,
We are a secret can't be exposed.
That's how it is, that's how it goes,
Far from the others, close to each other.

In the daylight, in the daylight,
When the sun is shining,
On the late night, on the late night,
When the moon is blinding.
In the plain sight, plain sight,
Like stars in hiding,
You and I burn on, on.

Put two and together, forever we'll never change
Two and together we'll never change

Nobody sees, nobody knows
We are a secret, can't be exposed
That's how it is, that's how it goes
Far from the others, close to each other
That's when we uncover, cover, cover
That's when we uncover, cover, cover

Disela sela menyanyi,kuingat saat dimana kuberitahu lagu
ini kepada Jinhwan.

"Menurutku lagu ini sangat cocok dengan kita."

Jinhwan hanya diam.

"Artinya sangat mendalam,oppa."

Sekali lagi Jinhwan tak membalas.
Dia langsung mematikan lagu tersebut dari handphoneku.

"Jangan mendengarkan lagu ini lagi,paham!"

Jinhwan terlihat sangat marah.
Dan aku terpaksa menurutinya.

My asylum, my asylum is in your arms
When the world gives heavy burdens
I can bear a thousand tons
On your shoulder, on your shoulder
I can reach an endless sky
Feels like paradise

Put two and together, forever we'll never change
Two and together we'll never change.

Nobody sees, nobody knows
We are a secret, can't be exposed
That's how it is, that's how it goes
Far from the others, close to each other
That's when we uncover, cover, cover
That's when we uncover, cover, cover

We could build a universe right here,
All the world could disappear,
Wouldn't notice, wouldn't care
We could build a universe right here
The world could disappear,
I just need you near

Nobody sees, nobody knows,
We are a secret, can't be exposed
That's how it is, that's how it goes
Far from the others, close to each other
That's when we uncover, cover, cover
That's when we uncover, cover, cover
That's when we uncover

Tepuk tangan meriah mengiringiku setelah kuselesai bernyanyi.
Sementara Jinhwan.
Dia hanya diam dan menatapku tajam.
Akhirnya akupun turun dari panggung.
Dan tiba tiba Jinhwan menarik tanganku.
Membawaku ditempat yang cukup sepi dari khalayak ramai.

"Kenapa kau menyanyikan lagu itu?
Aku sudah bilang,kalau kau tidak boleh mendengarkan ataupun
menyanyikan lagu itu."

"Apa urusannya denganmu?
Aku hanya menyukainya saja.Itu sesuai dengan perasaanku."

Jinhwan kaget mendengarku memberontak kepadanya.

"Kau tahu? Lagu itu sangat mencerminkan kita,oppa.
Sampai saat ini kau tidak pernah memberitahukanku
kenapa hubungan kita ini harus disembunyikan.
Apa kau tidak bisa merasakan sedikit saja apa yang
aku rasakan,hem?
Aku lelah,aku capek.
Setiap hari harus berpura pura menjadi orang bodoh,
melihatmu yang terus terusan digoda oleh gadis gadis lain,sementara aku tidak bisa berkata 'jangan ganggu dia,dia pacarku.' Dan yang kulakukan hanya diam.
Apa menurutmu itu tidak sakit,hah?"
Kupukul dada bidang Jinhwan,dan mulai menangis.

Jinhwanpun angkat bicara.

"Sebenarnya,aku mendapatkan dare dari gengku.
Dare itu adalah,aku harus menghubungimu lewat sms,
dan berkenalan denganmu selama satu minggu.
Setelah satu minggu,awalnya aku ingin menyudahi ini semua.
Tapi entah kenapa,aku semakin tertarik denganmu,dan akhirnya
menembakmu.
Gengku tidak mengetahui itu,karena jika mereka tahu.
Aku,akan terlihat bodoh dimata mereka."

Akhirnya,alasan itu keluar dari mulut Jinhwan.
Aku yang masih terisak sangat kaget dengan pengakuannya.
Jadi karena itu,Jinhwan merahasiakan hubungan kami?

Betapa konyolnya.

"Tapi sungguh,aku mencintaimu (Yn).
Aku tidak main main denganmu."
Jinhwan meyakinkanku.

Entah aku harus marah dengannya,atau apa.
Rasanya aku sudah lelah dengan semuanya.
Kutinggal Jinhwan sendiri.

"(Yn),aku mohon.
Maafkan aku,aku akan memberitahukan kesemua orang.
Termasuk gengku,bahwa kau adalah pacarku.
Aku janji."
Jinhwan menggenggam erat tanganku,tidak membiarkan aku pergi.

"Aku ingin sendiri,oppa."
Hanya itu jawaban singkatku.

TBC

Gilaaa,ini Imagine pertama yang berchapter...
Cukup panjang yaa ceritanya..
Terinsipirasi dari lagu Uncover ith,makanya author buat ini Imagine.
Ya mudah mudahan bisa dibaca banyak oleh Fansnya Jinhwan yaa,hihihi..

Sampai ketemu diChapter 2


Bukan Update (Just Introduce Myself)

Haiii para readers...
Mungkin ada yang belum kenal sama penulis diBlog ini..
Kenalan dulu yukkk!!! (Males ah,hahaha)

Nama saya Sinta Widiastuti..
Umur 18 tahun (ketauan tuanya deh :v)
Dan tinggal di Sidoarjo :) (Hayooo yang satu kota mana nih?)
Nih author kasih foto author biar pada tau dah...



Sebelumnya terimakasih banget yang udah baca FF dari hasil pemikiran saya ini.
Maaf juga kalau updatenya sedikit lama,ataupun ceritanya kurang sempurna.
Maklum,nggak ada yang sempurna readers (alim dah)

Sempet kaget sih,kemarinkan update banyak nih.
Sama FF Its Love nya udah author selesaikan,bentar lagi author lanjut kepart 2 kok,tenang.
Nah baru ini author buka penayangan blog author sehari ini berapa.
Dan ya coba tebak?
Ada 16 kali tampilan,ini bisa dibilang rekor baru blog author loo (tepuk tangan kek) *prookk *prookk

Terimakasih yaa para readers udah mau baca
Ya walaupun nggak ada yang ninggal jejak sih di sini :(
Tapi nggak apa apa deh,makasih semuaaa..
Author sayang kaliaaannnn!!! :*

Sampai jumpa diupdate'an FF lainnyaa..
Pay Pay :) :D

Rabu, 13 April 2016

Imagine (Kim Taehyung)



Tittle: Imagine (Kim Taehyung)
Genre: Romance,Sad.
Cast: Kim Taehyung ~ (Yn)/You.
Disclaimer: Cerita ini merupakan murni hasil buatan saya,jadi tolong hargai dengan cara vote ataupun comment.



Disinilah diriku berada.
Diruang perpustakaan,bersama sahabatku.
Kebetulan kami berdua satu kelompok,dan karena tugas ini harus dikumpulkan besok.
Maka dari itu kami berdua mengerjakannya diperpustakaan.

Sebenarnya bukan kami berdua,tetapi aku sendirilah yang mengerjakan.

Bagaimana tidak,sahabatku yang bernama Kim Taehyung ini justru hanya berkeliling disekitar perpustakaan dan duduk santai disebelahku.
Tanpa membantuku sedikitpun.
Mungkin karena tugas kelompok kami ini matematika,dan dia benar benar tidak menyukai pelajaran itu.
Menjadi alasan dia tidak membantuku sama sekali.

"Bisakah kau diam sebentar,Tae?
Aku tidak bisa berkonsentrasi mencari rumus soal ini."
Jawabku frustasi.
Tugas ini hampir saja selesai,tapi hanya nomer terakhir ini yang sedari tadi membuatku kesal karena susahnya minta ampun.

"Kau sepertinya benar benar frustasi (yn)."

Astaga,kemana saja dia?
Aku frustasi dari tadi,Tae.

"Apakah kau tidak ingin membantuku?
Soal ini benar benar susah?"

"Kaukan tahu,kalau aku tidak bisa matematika (yn).Kau yang pintar saja tidak bisa,bagaimana denganku ini?"

Benar juga,huh.
Percuma satu kelompok dengannya.
Untung saja dia sahabatku,kalau bukan sudah kukeluarkan dari kelompokku.

"Begini saja,aku akan membelikanmu makanan dan minuman saja ya? Sebagai bantuan dariku!"
Taehyung langsung pergi meninggalkanku.

Pengertian juga dia.
Aku terkekeh pelan.
Dan kembali mengerjakan tugas sialan ini.

Taehyun kembali.
Kini dia membawa 2 roti dan 2 minuman,cukup untuk kami berdua.

"Makanlah,atau kau akan mati jika terus menghitung tanpa henti (yn)."
Taehyung menawariku makanan.

"Hahaha,kau benar."
Kumakan rotiku dengan lahap.
Aku benar benar lapar rupanya.
Cukup mengenyangkan untukku.
Tak lupa Taehyungpun juga memakan rotinya.

Setelah semuanya selesai.
Aku kembali mengerjakan tugas ini.
Sementara Taehyung,ya dia hanya melihatku saja.

"Tae."
Kupanggil namanya,ada sesuatu yang mengganjal yang ingin kutanyakan.

"Yes,(yn)."

"Apakah pacarmu tidak marah jika kita sedang mengerjakan tugas diperpustakaan berdua?"
Tanyaku perlahan.
Aku hanya pastikan saja jika Taehyung sudah memberikan penjelasan kepada pacarnya agak tidak cemburu padaku nanti.

"Tidak perlu khawatir,kalau dia marah padamu serahkan padaku.
Lagipula kaukan sahabatku sejak kecil,jadi walaupun aku ataupun dirimu sudah punya pacar,hubungan kita tetap akan berjalan."
Jawabnya sambil merangkul pundakku.

Jantungku bekerja keras.

Ya,aku dan Taehyung memang bersahabat.
Tapi entah kenapa,sebenarnya aku menginginkan lebih dari ini.
Lebih dari sahabat.
Namun aku sadar,Taehyung tidak menginginkannya.
Mungkin lebih baik jika seperti ini saja.

Setelah setengah jam berutak atik dengan angka,akhirnya aku menemukan rumus serta jawaban yang pas untuk soal nomor terakhir.
Akhirnya..

"Astaga,akhirnya selesai juga."

"Sudah selesai? Waah (yn) memang hebat!"
Taehyung memelukku.
Mataku sukses membulat.
Apa dia melakukan ini dengan sengaja?
Sepertinya tidak.

"Hahahaha,aku terlalu bahagia (yn)."

"Seharusnya akulah yang terlalu bahagia,karena aku sendiri yang mengerjakannya Tae."

"Tapi kan berkat makanan dan minumanku,dirimu kembali bersemangat mengerjakan tugasnya.Jadi bukan kau sendiri saja yang mengerjakan (yn)."
Taehyung tersenyum.

"Aish,baiklah.
Sepertinya aku harus ketoilet dulu sebentar,setelah itu kita pulang.
Tunggu aku,oke!"
Jawabku dan langsung menuju ketoilet.

Beberapa saat kemudian.

Ah leganya.
Aku kembali menuju perpustakaan.
Dan menghampiri Taehyung.
Kulihat Taehyung sedang membaca sebuah buku berwarna biru.
Tunggu,buku berwarna biru.

Itu buku diaryku..

Tanpa berfikir panjang,aku langsung lari dan mengambil buku itu dari Taehyung.

"Apa yang kau lakukan?
Kau lancang sekali Taehyung!"
Jawabku lantang.
Aku bahkan sudah ingin menangis sekarang.
Rahasiaku sudah terbongkar,Taehyung mengetahuinya.
Mengetahui jika aku mencintainya.

"(Yn),kau mencintaiku?"
Tanyanya dengan wajah bingung dan kagetnya.

Aku hanya diam.
Dan airmataku sudah mulai menetes.

"Jawab aku,(yn)!"

"Iya,aku mencintaimu Tae.
Aku sangat mencintaimu,tapi kau tak pernah paham dan selalu menganggap bahwa kita bersahabat.
Iya benar kita memang bersahabat,tapi apakah kau tidak paham jika aku menginginkan lebih dari itu?"
Kuusap airmataku dengan tanganku.
Dan kulanjutkan bicaraku.

"Dan sekarang,kau justru berpacaran dengan wanita lain.Setiap hari kau curhat tentangnya kepadaku,apa kau tidak tahu betapa sakitnya diriku,Tae?
Betapa sakitnya menjadi diriku,mencintai sahabatnya sendiri sementara sahabat itu mencintai orang lain."
Tangisanku semakin pecah.

Tae menghampiriku,namun aku semakin mundur darinya.
Hingga akhirnya aku terpojokkan disebuah dinding.

Taehyung menatapku dalam,sesekali membantuku mengusap airmata yang ada dipipiku.
Kemudian dia mengelus rambutku dengan halus.

"Maafkan aku,aku tidak pernah paham jika kau mencintaiku,(yn).
Aku mohon maafkan aku,aku tidak bisa mencintaimu.Karena aku sendiri sudah menganggapmu sahabatku,keluargaku,adikku.Aku tidak bisa,(yn)."
Jawabnya dengan nada rendah.

"Aku bisa mengerti itu,Tae.
Terimakasih sudah mau menjadi sahabat terbaikku,dan tetaplah kita bersahabat.Okay!"
Jawabku dan kucoba untuk mengukir senyuman dibibirku.
Walaupun hatiku terasa sangat sakit.

Taehyung memelukku,erat.
Kubalas pelukannya yang hangat.
Aku mulai paham jika cinta tidak bisa dipaksakan dan memang tidak harus memiliki.
Itulah yang aku rasakan sekarang.

Kulepas pelukan kami.
Dan kembali kepekerjaanku.
Merapikan buku bukuku yang berserakan dimeja,Taehyungpun membantuku.
Dan bersiap untuk pulang.

"Apa kau ingin aku antar,(yn)?"

"Tidak perlu,Tae."

"Kau baik baik saja kan?
Aku antar saja ya!"

"Aku baik,Taehyung.
Sudahlah,aku bisa sendiri.
Sampai jumpa."
Jawabku sambil memasang senyum dibibirku dan melambaikan tangan dihadapan Taehyung.
Taehyungpun membalasnya.

Setelah kurasa jauh dari hadapan Taehyung,kuubah senyumku menjadi kesedihan.
Wajah ceriaku menjadi wajah sendu dan lemah.
Dan setetes airmata kembali membasahi pipiku.

"Aku berharap kau akan bahagia dengannya,Taehyung."

The End