Sabtu, 27 Februari 2016

Perfect Moment Chapter 2



Tittle: Perfect Moment Chapter 2
Cast: Lee Hyun Ra ~ Kim Jiwon/Bobby
Cho An Ha ~ Member iKON
Genre: Romance
Length: Series (maybe 3/4/5chapter,hihi)
Rating: Teenager
Disclaimer: Cerita ini merupakan karangan dan hasil kerja saya.
Apabila ada kesamaan maka hanya kebetulan semata.


An Ha,dia memberikan sapu tangan kepadaku.
"Maafkan aku,seharusnya aku mengerti keadaanmu."
Kuambil sapu tangan darinya,aku tidak tahu harus berkata apa.
"Kau tidak perlu meminta maaf,seharusnya aku yang meminta maaf.
Aku terlalu sensitif akhir akhir ini,maafkan aku."
Kupeluk tubuh sahabatku,dan menangis kembali sejadi jadinya dipundaknya.

Kuluapkan semua amarahku dalam tangisan itu.
"Aku hanya marah,marah kepada diriku sendiri.
Sesuatu yang sangat aku inginkan,menjadi seorang artis ternama.
Tak tercapai sesuai harapan,justru aku malah meluapkannya padamu.
Maafkan aku." Kulepas pelukanku,dan kembali mengusap
wajahku dengan sapu tangan An Ha.
"Sudahlah,lupakan.Jangan membahas itu lagi,dan jangan membahas
tentang iKON untuk beberapa saat ini,oke?"
Aku mengangguk,dan kami kembali kekelas bersama.

Pelajaran telah selesai,kami berdua memutuskan untuk pergi
kekantin kampus bersama.
Setelah memesan makanan,kami kembali mengobrol.
"Lihatlah matamu itu,bengkak.Kau benar benar terlihat kacau,Hyun Ra."
An Ha menertawaiku,aku hanya tersenyum dan menjitak kepalanya.
"Yaakkk,ini semua karena ulahmu tau."
"Aish,sakit.Eh Hyun Ra,tengok belakang deh."

Aku menengok kebelakang,ya ampun dia.
Kim Seokjin (anggap saja dia bukan artis,haha),pria yang aku kagumi diam diam.
Dia sedang mengobrol bersama teman temannya,dan tertawa bersama.
Ya Tuhan,dia benar benar sangat tampan.
"Hei,makanannya sudah siap.Makanlah dulu,baru kau bisa melihatnya
lagi." An Ha membuyarkan lamunanku.
"Ish kau ini,sebentar dulu.Aku ingin melihatnya dengan puas."
"Yeee,terserahlah."

Aku memandangnya dari jauh,Kim Seokjin.
Aku sangat mengaguminya,ah bukan.
Aku sangat mencintainya.
Tapi aku tidak berani mengatakan perasaan ini kepadanya,
ataupun mendekatinya.
Maka dari itu,hingga sekarang.
Aku mencintainya dalam diam.

Saat kuasik memandangnya dari jauh,teman temannya
mulai curiga kepadaku dan memberitahukannya kepada Jin.
Jin langsung menoleh kearahku.
Aku langsung membalikkan badanku kedepan,kehadapan An Ha.
"Hampir saja." Batinku.
"Sudah kubilang,seharusnya kau mencoba untuk mendekatinya.
Lagipula kau sudah memiliki nomor telfonnya,tapi kenapa kau tak mencoba
menghubunginya?."
"Entahlah,aku merasa dia tidak akan memperhatikanku." Jawabku sambil
menyantap makananku.An Ha hanya menggeleng pelan.

"Yakin kau tidak ingin aku antar sampai rumah?"
"Iya,An Ha sayang.Aku ingin berjalan kaki saja,lagipula tidak terlalu jauh kok."
"Hemm,baiklah.Tapi kalau kau butuh bantuan atau ada apa apa,hubungi aku ya!"
"Siap bos!" Kuposisikan tanganku menghormat dihadapannya.
An Ha hanya tertawa,lalu melambaikan tangannya kepadaku.
Dan pergi jauh meninggalkanku sendiri.

Entahlah,biasanya aku pulang selalu bersama An Ha.
Tapi moodku mengatakan,aku ingin berjalan kaki saja.
Jadi ya seperti ini,aku berjalan kaki sekarang.
Kuambil handphoneku,earphoneku.
Dan mulai mendengarkan lagu.
*Now playing Big Bang If You

Jalanan sedikit basah akibat hujan,namun udara terasa segar.
Aku berjalan perlahan,sambil melihat lalu lintas dan gedung yang menjulang.
Didepanku,aku melihat sepasang remaja sedang berjalan bersama.
Mataku sukses membulat,dengan airmata yang siap menetes kapan saja.
Jin,pria itu Jin.Bersama wanita lain,mereka bergandengan tangan dan bermesraan.
Apa ini?

Aku berhenti,diam ditempat.
Melihat mereka yang berjalan semakin jauh,sementara aku tertinggal.
Kulihat Jin menoleh kebelakang,melihatku sekilas lalu mengabaikanku begitu saja.
Dan kembali bermesraan bersama pacarnya.
Ya Tuhan,kenapa penderitaanku selengkap ini?

Aku masih diam,tak terasa airmataku sudah menetes.
Langit mulai menampakkan awan mendungnya lagi.
Petir datang dan aku masih diam.
Tanganku tak berhenti menggenggam pakaianku,sakit yang tertahankan.
Lagu diearphoneku pun masih terdengar dengan lagu yang sama.
Lalu hujan kembali turun dengan deras.

Aku masih menangis,dibawah rintik hujan.
Aku berlari dengan kencang,tak perduli dengan air yang menggenang dijalan.
Aku tetap berlari,meski pakaianku sudah basah dan rambutku acak tak karuan.
Beruntung jika hari ini hujan,setidaknya tidak ada yang tahu jika aku menangis sekarang.
Sesampainya dirumah,aku langsung menuju kamarku.
Tak peduli dengan ibu dan adikku yang melihatku dengan heran.

Kulepas tas,sepatu serta handphoneku.
Dan langsung menuju kekamar mandi.
Mengunci pintu,menyalakan shower dan menangis sejadi jadinya.
Kenapa ini sangat sakit? Kenapa harus sekarang?
Rasanya airmataku tidak cukup untuk mengobati rasa sakitku.
Bahkan aku sudah mulai lelah menangis seperti ini.

Aku mulai berdiri dari bawah shower.
Lalu melihat wajahku dicermin.
Mataku sudah sangat bengkak,akibat tangisan yang tak kunjung usai.
Kuusap wajahku yang basah dengan tanganku.
Lalu mengumpat dalam hati.
"Untuk apa kau menangisi masalahmu saat ini,Hyun Ra?
Masih banyak waktu dan kesempatan yang lebih baik
daripada harus menjadi artis ternama diAgensi itu.
Dan untuk apa kau menangisi cowok sialan itu?
Dia tak pernah memperhatikanmu,bahkan dia mengabaikanmu.
Dasar Jin sialan,bisa bisanya aku menyukai pria seperti dia.
Cukup sampai disini,aku tidak akan membuka hatiku untuk siapapun."
Batinku dengan tekad.
Dan mulai saat itu,aku benar benar akan menutup hatiku untuk pria lain.


TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar