Tittle:
Its Love Chapter 10 "Apa mungkin dia...?"
Cast:
Kim Hanbin ~ Lee Hyun Ra
Goo
June ~ Nam Gyu Ri
Genre:
Romance,Sad (maybe?)
Rating:
Teenager
Length:
Series
Disclaimer:
Cerita ini merupakan murni hasil kerja saya dan hanya fiksi belaka.
Apabila
ada kesamaan cerita,maka hanya kebetulan semata.
Daripada aku harus berfikir keras
memikirkan sesuatu yang
tidak jelas seperti ini,lebih baik
aku mengajak Gyu Ri untuk
refreshing sejenak.
Setelah selesai membayar,kutarik
tangan Gyu Ri.
"Hei hei,ngapain narik narik
Hyun Ra?"
Protes Gyu Ri.
"Ikut aku,kita refreshing
sebentar."
"Aish,aku kira
apa.Baiklah."
Akhirnya kami berjalan jalan
sebentar disuatu mall
ternama diSeoul.
Setelah menghabiskan waktu dan
tenaga yang cukup banyak,
akhirnya kami pulang bersama dengan
mobil Gyu Ri.
"Terimakasih sudah
mengantarkanku,sayang."
"Hahaha,tidak masalah Hyun
Ra.Baiklah,aku cabut dulu."
Jawab Gyu Ri dan langsung melaju
kencang.
Aku melambaikan tanganku,dan mulai
masuk kerumah.
Setibanya didepan rumah,kumembuka
pintu.
Betapa terkejutnya aku saat melihat
June sudah berada
diruang tamu rumahku.Apa yang dia
lakukan disini?
Baru saja aku ingin menanyakannya
kepada June,ibuku
sudah menyambutku.
"Hai sayang.Oh ya,ibu ada
urusan sebentar dengan ibu June.
Jadi ibu tinggal dulu ya.Dan agar
dirimu tidak sendiri,ibu June
menyuruh June agar
menemanimu.Bukankah kalian sudah akrab?"
Akrab? Akrab darimana coba?
"June,tolong jaga Hyun Ra
sebentar ya sayang.
Kalau kalian lapar,ibu sudah
siapkan makanan dikulkas.
Kalian tinggal menghangatkannya
saja,oke!
Ibu pergi dulu ya sayang,daa!"
Ibu mengecup pipiku,lalu
pergi begitu saja.
Apa apa'an ini?
Kenapa harus ada dia disini?
Lebih baik aku dirumah
sendiri,daripada harus ditemani dengan
makhluk jutek seperti dia.
"Kenapa kau melihatku seperti
itu? Jangan salahkan aku
jika aku berada disini,ibumu dan
ibuku yang memaksakan aku.
Mau tidak mau aku ya
menurutinya."
Terserah.
Apapun alasanya aku tidak peduli.
Aku sudah malas dengannya.
Tanpa menjawab pembicaraannya,aku
langsung menuju keatas.
Kurebahkan badanku diatas
kasur,rasanya sangat lelah
sehabis jalan jalan dengan Gyu Ri.
Baru saja aku merasa bahagia,tidak
memikirkan masalah
yang terjadi padaku.
Eh pulang pulang,aku justru harus
bersama dia untuk
sementara waktu.
Aku tidak peduli.
Sangat nyaman sekali berada dikasur
ini.
Aku mulai merasa mengantuk.
Mataku mulai ingin menutup,dan
akhirnya.
Tanpa sadar mata ini menutup dengan
sendirinya.
Dan tertidur dalam ketenangan.
Kubuka mataku sekejap,kamarku
terasa gelap.
"Jam
berapa ini?" Tanyaku dalam hati.
Jam ditanganku masih melingkar.
Ah,sudah jam 7 malam.
Perutku terasa lapar,aku butuh
makan sepertinya.
Aku bangun dari tidur tenangku,lalu
beranjak dari kasur.
Tunggu,bukankah aku tidak sendiri?
Kenapa suara June tidak terdengar?
Apa mungkin dia pulang?
Bukankah itu bagus?
Daripada aku terus bersama
dia,lebih baik dia pergi saja.
Akhirnya aku menuruni anak tangga.
Terlihat dibawah,TV masih menyala.
Saat kuintip sedikit,rupanya June
tengah tertidur disofa ruang TV.
Aku lalu turun menghampiri ruang
TV.
June,dia tengah terlelap disofa.
Kenapa dia sangat tampan ya jika
seperti ini?
Ah,apa yang aku pikirkan?
Aku mencoba duduk disampingnya,dan
mengelus rambutnya yang hitam.
Sebenarnya aku masih tidak percaya
jika dia adalah sahabat
masa kecilku,dia sangat berbeda
daripada dulu.
Seandainya saja dia tidak
berubah,dan mau mengenal satu
sama lain.Mungkin dia tidak akan
menyebalkan seperti ini.
Kuelus wajahnya yang tampan,terasa
dingin.
Apakah dia baik baik saja?
Apakah mungkin dia kedinginan?
Aku mengambil selimut dari
kamarku,lalu menyelimutinya agar hangat.
"Ah,begini lebih baik.Sekarang
tidurlah dengan nyenyak."
Jawabku pelan,agar dia tak
mendengarnya.
Saat kuingin beranjak,tiba tiba ada
sesuatu yang memegang tanganku.
Kumenoleh kebelakang,June.
Dia memegang tanganku,dan menarikku
agar mendekat kepadanya.
Yaakk,apa yang ingin dia lakukan.
"Terimakasih atas
selimutnya,dan bisakah kau disini sebentar?"
Jawab June sambil masih tetap
memegang tanganku.
Kenapa dia begini?
Apa dia baik baik saja?
"Kau tidak apa apa kan?
Lepaskan tanganku!"
"Kalau aku tidak
ingin,bagaimana?"
"Yaaakk,apa yang ingin kau
lakukan? Lepaskan,aku ingin makan."
Aku mencoba melepaskan tanganku
dari genggaman June,
namun tenaganya sangatlah kuat.
June langsung bangun dari
tidurnya,dan mendekat kearahku.
"Aapa yang kkaauu
llaakkuukaann?" Tanyaku terbata.
Dia hanya diam,wajahnya masih
berada didepan wajahku.
Lalu dia menarik wajahnya,dan
kembali keposisi semula.
"Kau ingin makan,kan?"
Tanya June.
Kini juteknya sudah mulai keluar.
Hampir saja jantungku mau
copot,untuk apa coba
dia melakukan hal yang tadi?
Tiba tiba aku terpikirkan apa kata
Gyu Ri.
"Jangan jangan dia
menyukaimu,Hyun Ra?"
Masa iya sih?
Lalu untuk apa June melakukan itu
tadi?
Kenapa dia membuatku seperti ini?
Menyebalkan.
June menjetikkan jarinya didepan
mataku.
Otomatis lamunanku terhenti
seketika.
"Kau ingin makan tidak?"
June mengulang kembali pertanyaannya.
"Iya,aku sangat lapar."
"Ayo makan diluar." June
langsung menarik tanganku.
"Tunggu,bukankah ibuku sudah
menyiapkan makanan untuk kita?"
"Aku ingin makan diluar,ayo
ikutlah saja."
Tanpa menolak,akupun ikut dengan
June.
Sampailah kami direstoran cepat
saji.
Setelah memesan makanan dan membawa
makanannya,
kami langsung memilih tempat duduk
dan mulai menyantap
makanan kami.
"Apakah ibuku dengan ibumu
masih lama? Kapan mereka pulang?"
Tanyaku disela makan kami.
"Entahlah,ibuku tidak
memberitahuku."
Sebenarnya aku ingin sekali
bertanya kepada June.
Kenapa dia melakukan itu?
Mendekatkan wajahnya kewajahku?
Dan memegang tanganku dengan sangat
erat.
Apa tujuannya?
"Jun..!"
Aku memanggilnya dengan julukan
baru.
"Kenapa kau memanggilku
seperti itu?
Apa tidak cukup kau mengubah namaku
dengan nama June,hem?
Ingat,aku lebih tua
darimu.Seharusnya kau memanggilku oppa."
Memanggilnya Oppa? Hahaha yang
benar saja?
Entah seharusnya aku marah melihat
June marah kepadaku,
justru aku ingin tertawa sekencang
kencangnya.
Menurutku,ini sangatlah lucu.
"Kenapa kau tertawa?"
"Ini sangat
lucu,June.Hahaha"
"Apanya yang lucu?"
"Tadi,perkataanmu.Memanggilmu
oppa?
Hahahaha,kau pantasnya dipanggil
abeoji,June.
Hahahaha."
Aku masih tertawa dengan
bahagianya,kulihat wajah June
mulai cemberut dan memberikan
tatapan tajamnya kepadaku.
Tanpa disadari,June mencubit pipiku
dan mengatakan kata kata yang
tak aku pikirkan sebelumnya.
"Jangan banyak tertawa,kau
akan terlihat semakin cantik,Hyun Ra."
Deg.. Deg..
Apa aku salah dengar?
Aku langsung berhenti tertawa,dan
memasang wajah heran
dihadapan June.
June hanya tersenyum kecil,lalu
mengajakku pergi dari restoran.
"Ayo kita pulang!" Kali
ini dia menarik tanganku lagi.
Kenapa dia begini?
Kamipun kembali kerumah,dan aku
masih memasang wajah
polos dan heranku sampai saat ini.
Sementara June,dia hanya biasa
saja.
Ada apa sih dengannya?
Aku merasa dia benar benar aneh.
Kenapa ini mengganjal dihatiku,ya?
Aku ingin menanyakan sesuatu kepada
June,
tapi kenapa rasanya susah sekali.
Yang kutakutkan,justru dia tidak
menganggapnya serius
dan malah menertawakannya.
Bukankah itu menyebalkan?
Ah,sudahlah.
Biarkan saja,aku tidak akan menanyakan
ini kepadanya.
Lagipula mana mungkin sih June
menyukaiku?
Dia pasti hanya menggodaku saja,aku
yakin itu.
Akhirnya sampailah didepan rumahku.
"Sudah jam 9 malam,tapi ibu
kita belum pulang juga.
Lama sekali sih mereka? Apa coba
yang mereka lakukan?
Kenapa coba kau harus
menjagaku?"
"Jadi kau tidak suka jika aku
menjagamu?
Lagipula aku terpaksa,bukan karena
kemauanku sendiri."
""Aish bukan begitu,kalau
seandainya dilihat tetangga
kan nggak baik.Masa anak perempuan
sama laki laki
yang belum ada status hubungan
apapun berada dalam
satu rumah?"
"Kau ini,malah memikirkan
omongan tetangga.
Sudahlah,mungkin saja ibu kita
ingin menjodohkan
kita.Maka dari itu kita ditinggal
berdua."
Tunggu.
Kenapa June berkata seperti itu?
Sontak aku langsung menoleh kearah
June,dan dengan
tatapan mata yang tajam.
"Apa? Kenapa kau menatapku
seperti itu?
Kau tidak pantas jika menatap
seperti itu,
cuma aku yang pantas.Ayo
keluar!"
June memalingkan pandanganku,dan
langsung
keluar dari mobilnya.
Didalam rumah,hanya kami berdua.
Hingga jam 10 malam,ibu kami masih
belun pulang.
"Mungkin saja ibu kita ingin
menjodohkan
kita.Maka dari itu kita ditinggal
berdua."
Kenapa aku jadi memikirkan apa yang
June katakan?
Apa benar ibu kami ingin
menjodohkan kami berdua?
Kulihat June mulai sibuk dengan
handphonenya.
Aku pun juga tidak tahu apa yang
harus aku lakukan.
Untung saja besok kuliahku masih
masuk siang,
jadi tidak ada masalah jika aku
tidur larut malam.
Aku mulai bosan,akhirnya aku mulai
menyalakan TV.
June masih sibuk,bahkan dia tidak
menolehku sama sekali.
Sudah jam 11 malam,dan ibu kami
masih saja belum datang.
Sampai kapan aku harus menunggu
mereka?
Sampai kapan juga aku harus bersama
June seperti ini?
Aku mulai menguap,tanda aku sudah
benar benar ngantuk.
June juga sedang kebelakang.
Hah,aku harus bertahan hingga ibuku
datang.
Mungkin menonton TV sambil tidur
disofa bisa menghilangkan kantukku.
Akhirnya,kurebahkan badanku disofa
ini.
Menyelimuti badanku dengan selimut
yang aku berikan
untuk June tadi.
Ah,terasa hangat.
Mataku mulai berat untuk
membuka,dan ingin sekali aku menutupnya.
Tapi,tidak.Aku akan menunggu ibuku
pulang.
Tapi mataku sudah benar benar tidak
kuat.
Hingga akhirnya aku mengalah dan
tertidur diatas sofa.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar